I'jaz
Al-Quran (Kemukjizatan Al-Quran)
Pokok-pokok Materi :
1. Pengertian I'jaz dan Mukjizat
2. Pembagian Jenis Mukjizat & Hikmahnya
3. Perbedaan Mukjizat Quran dengan Nabi sebelumnya
4.
Macam-macam Mukjizat Quran
1. PENGERTIAN IJAZ QURAN DAN
MUKJIZAT
a. Pengertian i’jaz menurut bahasa:
Kata
I’jaz adalah isim mashdar dari ‘ajaza-yu’jizu-i’jazan yang
mempunyai arti “ketidakberdayaan atau keluputan” (naqid al-hazm). Kata i’jaz
juga berarti “terwujudnya ketidakmampuan”, seperti dalam contoh: a’jaztu zaidan
“aku mendapati Zaid tidak mampu".
b. Pengertian i’jaz secara istilah:
-
Penampakan kebenaran pengklaiman kerasulan nabi Muhammad SAW
dalam ketidakmampuan orang Arab untu menandingi mukjizat nabi yang abadi, yaitu
al-Quran.
-
Perbuatan seseorang pengklaim bahwa ia menjalankan fungsi
ilahiyah dengan cara melanggar ketentuan hukum alam dan membuat orang lain
tidak mampu melakukannya dan bersaksi akan kebenaran klaimnya.
c. Pengertian mukjizat:
هي أمر خارق للعادة مقرون
بالتحدي سالم عن المعارضة يظهر على يد مدعي النبوة موافقاً لدعواه
Mukjizat adalah Sebuah perkara luar biasa (khoriqun lil
‘adah) yang disertai tantangan (untuk menirunya), yang Selamat dari pengingkaran,
dan muncul pada diri seorang yang mengaku nabi menguatkan /menyesuaikan
dakwahnya.
Catatan : Dari pengertian mukjizat di
atas, maka ada beberapa syarat disebut mukjizat,yaitu :
1) Hal yang di luar kebiasaan : seperti
tongkat berubah ular, menghidupkan orang mati, dll
2) Disertai Tantangan : untuk meniru, agar
mereka yang ditantang merasa 'tidak mampu' untuk kemudian mengakui bahwa itu
dari Allah SWT
3) Selamat dari pengingkaran : artinya
tantangan itu berupa sebuah tantangan yang layak bukan sesuatu yang tidak masuk
akal. Misalnya : tantangan membuat Al-Quran untuk orang Arab yg berbahasa Arab,
bukan untuk orang Jawa.
4) Muncul dari Nabi : untuk menguatkan
risalah kenabiannya, jika bukan dari nabi biasa disebut dengan Karomah.
2. PEMBAGIAN JENIS
MUKJIZAT & HIKMAHNYA
Secara umum mukjizat dapat digolongkan
menjadi dua klasifikasi, yaitu:
a) Mu’jizat Indrawi
(Hissiyyah)
Mukjizat jenis ini diderivasikan pada
kekuatan yang muncul dari segi fisik yang mengisyaratkan adanya kesaktian
seorang nabi. Secara umum dapat diambil contoh adalah mukjizat nabi Musa dapat
membelah lautan, mukjizat nabi Daud dapat melunakkan besi serta mukjizat
nabi-nabi dari bani Israil yang lain.
b) Mukjizat
Rasional (’aqliyah)
Mukjizat ini tentunya sesuai dengan
namanya lebih banyak ditopang oleh kemampuan intelektual yang rasional. Dalam
kasus al-Quran sebagai mukjizat nabi Muhammad atas umatnya dapat dilihat dari
segi keajaiban ilmiah yang rasional dan oleh karena itulah mukjizat al-Quran
ini bias abadi sampai hari Qiamat.
Hikmah
pembagian Mukjizat :
Imam
Jalaludin as-Suyuthi, berkomentar mengenai hikmah pembagian mukjizat
tersebut dimana beliau berpendapat bahwa
kebanyakan maukjizat yang ditanpakkan Allah pada diri para nabi yang diutus
kepada bani Israil adalah mukjizat jenis fisik. Beliau menambahkan hal itu dikarenakan atas lemah
dan keterbelakangan tingkat intelegensi bani Israil.
Sementara, sebab yang
melatarbelakangi diberikannya mukjizat rasional atas umat nabi Muhammad adalah
keberadaan mereka yang sudah relative matang dibidang intelektual. Beliau
menambahkan, oleh karena itu al-Quran adalam meukjizat rasional, maka sisi
i’jaznya hanya bisa diketahui dengan kemampuan intelektual, lain halnya dengan
mukjizat fisik yang bias diketahui dengan instrument indrawi.
Meskipun al-Quran
diklasifikasian sebagai mukjizat rasional ini tidak serta merta menafikan
mukjizat-mukjizat fisik yang telah dianugerahkan Allah kepadanya untuk
memperkuat dakwahnya.
3. PERBEDAAN MUKJIZAT QURAN
DENGAN NABi-NABI SEBELUMNYA
Ada beberapa perbedaan besar antara mukjizat Al-Quran
dengan mukjizat para Nabi-nabi sebelumnya, antara lain :
a) Mukjizat Nabi sebelumnya bersifat fisik
(hissiyah), maka habis sesuai dengan berlalunya zaman. Generasi setelahnya
tidak lagi bisa menyaksikan mukjizat tersebut. Sementara Al-Quran adalah
mukjizat yang terjaga, abadi dan berkelanjutan. Karenanya hingga hari ini masih
banyak temuan-temuan tentang mukjizat Al-Quran.
b) Mukjizat Nabi-nabi sebelumnya terfokus pada
'penakjuban pandangan', sementara mukjizat Al-Quran mengarah pada 'pembukaan
hati dan penundukan akal', karena itu daya pengaruhnya lama dan bertahan.
Sementara mukjizat 'pandangan' kadang begitu mudah terlupakan.
c) Mukjizat Nabi sebelumnya di luar konteks isi
risalah mereka dan tidak bersesuain, karena fungsinya utamanya hanya untuk
menguatkan kenabian atau membuktikan bahwa mereka adalah utusan Allah SWT.
Contoh : menghidupkan orang mati, tongkat menjadi ular, tidak ada hubungan
langsung dengan isi kitab Taurat dan Injil. Sementara Al-Quran benar-benar
mukjizat yang bersesuaian dan menguatkan isi risalah kenabian.
4. BIDANG MUKJIZAT AL-QURAN
Mukjizat al-Quran terdiri dari berbagai macam segi
mukjizat, antara lain :
A. Segi bahasa dan
susunan redaksinya ( I'jaz Lughowi)
Sejarah
telah menyaksikan bahwa bangsa Arab pada saat turunnya al-Quran telah mencapai
tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa satu pun yang ada didunia ini,
baik sebelum dan sesudah mereka dalam bidang kefashihan bahasa (balaghah).
Mereka juga telah meramba jalan yang belum pernah diinjak orang lain dalam
kesempurnaan menyampaikan penjelasan (al-bayan), keserasian dalam menyusun
kata-kata, serta kelancaran logika.
Oleh
karena bangsa Arab telah mencapai taraf yang begitu jauh dalam bahasa dan seni
sastra, karena sebab itulah al-Quran menantang mereka. Padahal mereka memiliki
kemampuan bahasa yang tidak bias dicapai orang lain seperti kemahiran dalam
berpuisi, syi’ir atau prosa (natsar), memberikan penjelasan dalam langgam
sastra yang tidak sampai oleh selain mereka. Namun walaupun begitu mereka tetap
dalam ketidakberdayaan ketika dihadapkan dengan al-Quran.
B. Segi isyarat
ilmiah ( I'jaz Ilmi)
Pemaknaan kemukjizatan al-Quran dalam
segi ilmiyyah diantaranya :
1) Dorongan serta stimulasi al-Quran
kepada manusia untuk selalu berfikir keras atas dirinya sendiri dan alam
semesta yang mengitarinya.
2) Al-Quran memberikan ruangan
sebebas-bebasnya pada pergulan pemikiran ilmu pengetahuan sebagaimana halnya
tidak ditemukan pada kitab-kitab agama lainnya yang malah cenderung restriktif.
3) Al-Quran dalam mengemukakan
dalil-dalil, argument serta penjelasan ayat-ayat ilmiah, menyebutkan
isyarat-isyarat ilmiah yang sebagaiannya baru terungkap pada zaman atom, planet
dan penaklukan angkasa luar sekarang ini. Diantaranya adalah :
a. Isyarat tentang
Sejarah Tata Surya .
Allah
SWT berfirman : “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’: 30).
b. Isyarat tentang
Fungsi Angin dalam Penyerbukan Bunga
Allah SWT berfirman : “Dan Kami telah
meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan
dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah
kamu yang menyimpannya.” (QS. Al-Hijr: 22)
c. Isyarat tentang
Sidik Jari manusia
Allah
SWT berfirman : “ Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun (kembali) jari
jemarinya dengan sempurna" . (QS Al-Qiyamah 4)
Catatan : Banyak buku yang sudah di
tulis mengenai masalah Keajaiban Ilmiah Al-Quran, ada yang menyebutnya dengan
Mukjizat Ilmiah, dan ada pula yang membuat bahasan lain dan menyebutnya dengan
Tafsir Ilmiah. Beberapa ulama berbeda pendapat tentang tafsir Ilmiah, khususnya
jika yang terjadi adalah memaksakan ayat-ayat Quran untuk koheren dengan
teori-teori ilmiah hasil penelitian manusia. Rujuk kembali perbedaan seputar
ini dalam kitab : Bagaimana berinteraksi dengan Al-Quran (Kaifa nata'amal
ma'al quran) -Dr.Yusuf Qaradhawi.
C. Segi Sejarah
& pemberitaan yang ghaib (I'jaz tarikhiy)
Surat-surat
dalam al-Quran mencakup banyak berita tentang hal ghaib. Kapabilitas al-Quran
dalam memberikan informasi-informasi tentang hal-hal yang ghaib seakan menjadi
prasyarat utama penopang eksistensinya sebgai kitab mukjizat. Diantara contohnya
adalah:
1. Sejarah / Keghaiban masa lampau.
Al-Quran
sangat jelas dan fasih seklai dalam menjelaskan cerita masa lalu seakan-akan
menjadi saksi mata yang langsung mengikuti jalannya cerita. Dan tidak ada
satupun dari kisah-kisah tersebut yang tidak terbukti kebenarannya. Diantaranya
adalah: Kisah nabi Musa & Firaun, Ibrahim, Nabi Yusuf, bahkan percakapan
antara anak-anak Adam as.
2. Kegaiban Masa Kini
Diantaranya
terbukanya niat busuk orang munafik di masa rasulullah. Allah SWT berfirman : Dan
di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik
hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal
ia adalah penantang yang paling keras.(QS. Al-Baqoroh: 204)
3. Ramalan kejadian masa mendatang
Diantaranya
ramalan kemenangan Romawi atas Persia di awal surat ar-Ruum.
D. Segi petunjuk
penetapan hukum ( I'jaz Tasyri'i)
Diantara
hal-hal yang mencengangkan akal dan tak mungkin dicari penyebabnya selain bahwa
al-Quran adalah wahyu Allah, adalah terkandungnya syari’at paling ideal bagi
umat manusia, undang-undang yang paling lurus bagi kehidupan, yang dibawa
al-Quran untuk mengatur kehidupan manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia. Meskipun memang banyak aturan hukum dari Al-Quran yang secara 'kasat
mata' terlihat tidak adil, kejam dan sebagainya, tetapi sesungguhnya di balik
itu ada kesempurnaan hukum yang tidak terhingga.
Diantara
produk hukum Al-Quran yang menakjubkan dan penuh hikmah tersebut antara lain :
a. Hukuman Hudud bagi pelaku Zina, Pencurian,
dsb (QS An-Nuur 2-3)
b. Hukuman Qishos bagi Pembunuhan ( QS
Al-Baqoroh 178-180)
c. Hukum Waris yang detil (QS An- Nisa 11-12)
d. Hukum Transaksi Keuangan dan
Perdagangan.(QS Al-Baqoroh 282)
e. Hukum Perang & Perdamaian. (QS
Al-Anfal 61)
f.
Dan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar