Turunnya
Al-Quran
Pokok-pokok Materi :
1. Tahapan Turunnya Al-Quran dan Pendapat Ulama
seputarnya
2.
Hikmah Turunnya Al-Quran dengan berangsur-angsur
1. TAHAPAN TURUNNYA AL-QURAN
Allah
SWT menjelaskan secara umum tentang turunnya Al-Quran dalam tiga tempat dalam
Al-Quran, masing-masing :
a) Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ
الْقُرْآَنُ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
Al Qur`an ( al-Baqarah: 185 ).
b) Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam
lailatul qadar.` ( al-Qadr : 1
)
c) Al-Quran diturunkan pada malam yang diberkahi
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya ( Qur`an )
pada malam yang diberkahi.` (QS
ad-Dhukhan: 3 ).
Ketiga
ayat diatas tidak bertentangan, karena malam yang diberkahi adalah malam
lailatul qadar dalam bulan ramadhan. Tetapi lahir ( zahir ) ayat-ayat itu
bertentangan dengan kehidupan nyata Rasulullah SAW , dimana Qur`an turun
kepadanya selama dua puluh tiga tahun.
Dalam
hal ini para ulama mempunyai dua madzab pokok , dan satu madzhab lainnya:
1) Madzhab pertama yaitu,
pendapat Ibn Abbas dan sejumlah ulama serta yang dijadikan pegangan oleh
umumnya para ulama.
Yang
dimaksud dengan turunnya Qur`an dalam ketiga ayat diatas adalah turunnya Qur`an
sekaligus di Baitul `Izzah dilangit dunia agar para malaikat menghormati
kebesarannya. Kemudian sesudah itu Qur`an diturunkan kepada rasul kita Muhammad
saw. Secara bertahap selama dua puluh tiga tahun. sesuai dengan peristiwa-peristiwa
dan kejadian-kejadian sejak dia diutus sampai wafatnya.
Pendapat
ini didasarkan pada berita-berita yang sahih dari Ibn Abbas dalam beberapa
riwayat. Antara lain:
a. Ibn Abbas berkata: ` Qur`an sekaligus diturunkan
ke langit dunia pada malam lailatul qadar, kemudian setelah itu ia diturunkan
selama dua puluh tahun.` Lalu ia membacakan: `Tidaklah orang-orang kafir itu
datang kepadamu sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu
yang benar dan yang paling baik penjelasannya .`( al-Furqan : 33 ).
وَقُرْآَنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ
عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا
`Dan Al Qur`an itu telah Kami turunkan dengan
berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami
menurunkannya bagian demi bagian.` (al-Isra` : 106 ).
b. Ibn Abbas r.a berkata: ` Qur`an itu dipisahkan
dari az-Zikr, lalu diletakkan dai baitul Izzah di langit dunia. Maka jibril
mulai menurunkannya kapada Nabi saw.`
c. Ibn Abbas r.a mengatakan : ` Allah menurunkan
Qur`an sekaligus kelangit dunia , temmponya turunnya secara berangsur-angsur.
Lalu Dia menurunkannya kepada Rasulnya bagian demi bagian.`
d. Ibn Abas r.a berkata : `Qur`an diturunkan pada
malam lailatul qadar, pada bulan ramadhan ke langit dunia sekaligus; lali ia
diturunkan secara berangsur-angsur.`
2) Madzhab kedua, yaitu yang
diriwayatkan oleh as-Sya`bi .
Bahwa
yang dimaksud dengan turunnya Quran dalam ketiga ayat diatas adalah permulaan
turunnya Qur`an pada Rasulullah SAW. Permulaan turunnya Quran itu di
mulai pada malam lailatul qadar di bulan ramadhan, yangv merupakan malam yang
di berkahi. Kemudian turunnya berlanjut sesudah itu secara bertahap sesuai
dengan kejadian dan peristiwa-peristiwa selam kurang lebih dua puluh tiga
tahun.
Dengan
demikian Qur`an hanya satu macam cara turun, yaitu turun secara bertahap kepada
Rasulullah SAW seba yang demikian inilah yang dinyatakan dalam Qur`an :
وَقُرْآَنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ
عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا
`Dan Al Qur`an itu telah Kami turunkan dengan
berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami
menurunkannya bagian demi bagian.`
(al-Isra`: 106 )
3) Madzhab ketiga
Bahwa
Qur`an diturunkan kelangit dunia selama dua puluh tiga malam lalilatul qadar
yang pada setiap malamnya selama malam-malam lailatul qadar itu ada yang
ditentukan Allah untuk diturunkan pada setiap tahunnya. Dan jumlah wahyu yang
diturunkan kelangit dunia pada malam lailatul qadar , untuk masa satu tahun
penuh itu kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW
sepanjang tahun. Madzab ini adalah hasil ijtihad sebagian mufasir.. pendapat
ini tidak mempunyai dalil.
KESIMPULAN :
Adapun
madzab kedua yang diriwayatkan dari as-Sya`bi , dengan dali-dalil yang sahih
dan dapat diterima,tidaklah bertentang dengan madzab yang pertama yang
diriwayatkan dari Ibn Abbas. Dengan demikian maka pendapat yang kuat ialah
bahwa Al-Quran Al-Karim itu dua kali diturunkan:
·
Pertama: diturunkan secara sekaligus pada malam lailatul qadar ke
baitul Izzah di langit dunia.
·
Kedua: diturunkan kelangit dunia ke bumi secara berangsur-angsur selama
dua puluh tiga tahun.
Catatan :
Imam Al-Qurtubi telah menukil dari Muqatil bin Hayyan riwayat tentang
kesepakatan ( ijma`) bahwa turunnya Qur`an sekaligus dari lauhul mahfuz ke baitul
izzah di langit dunia. Ibn Abbas
memandang tidak ada pertentangan antara ke tiga ayat diatas yang berkenaan
dengan turunnya Qur`an dengan kejadian nyata dalam kehidupan Rasulullah SAW
bahwa Qur`an itu turun selam dua puluh tiga tahun yang bukan bulan ramadan.
2. HIKMAH TURUNNYA QUR`AN
SECARA BERTAHAP
Kita dapat menyimpulkan hikmah turunnya Qur`an
secara bertahap dari nash-nash yang berkenaan dengan hal itu. Dan kami
meringkaskannya sebagai berikut :
1) Menguatkan atau meneguhkan
hati Rasulullah SAW .
Rasulullah
SAW telah menyampaikan dakwahnya kepada menusia, tetapi ia menghadapi sikap
mereka yang membangkang dan watak yang begitu keras. Ia ditantang oleh
orang-orang yang berhati batu, berperangai kasar dan keras kepala. Mereka
senantiasa melemparkan berbagai macam gangguan dan ancaman kepada Rasul. Wahyu turun kepada Rasulullah SAW
dari waktu kewaktu sehingga dapat meneguhkan hatinya atas dasar kebenaran dan
memperkuat kemauannya untuk tetap melangkahkan kaki dijalan dakwah tanpa
menghiraukan perlakuan jahil yang dihadapinya dari masyarakatnya sendiri.
Contoh
dari ayat-ayat tersebut, diantaranya sebagai berikut:
a) Ayat yang berisi anjuran langsung untuk bersabar
`Dan
bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara
yang baik. Dan biarkanlah Aku bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan
itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang
sebentar.`(al-Muzammil:10-11 )
b) Ayat dari kisah-kisah nabi dan ajakan mengambil
contoh keteguhan mereka
Demikianlah
hikmah yang terkandung dalam kisah para Nabi yang terdapay dalam Qur`an: `Dan
kisah rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya
Kami terguhkan hatimu.` (Hud : 120 )
c) Ayat yang berisi janji-janji kemenangan
`Allah
telah menetapkan: `Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang`. Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa.` (al-Mujadalah:
21 ).
Setiap kali penderitaan
Rasulullah SAW bertambah karena didustakan oleh kaumnya dan merasa sedih karena
penganiayaan mereka, maka Qur`an turun untuk melepaskan derita dan menghiburnya
serta mengancam orang-orang yang mendustakan bahwa Allah mengetahui hal ihwal
mereka dan akan membalas apa yang melakukan hal itu.
2) Menjawab Tantangan dan
sekaligus Mukjizat.
Orang-orang musyrik senantiasa berkubang dalam
kesesatan dan kesombongan hingga melampaui batas. Mereka sering mangajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menentang. Untuk menguji
kenabian Rasulullah. Mereka juga sering menyampaikan kepadanya hal-hal batil
yang tak masuk akal, seperti menanyakan tentang hari kiamat, lalu turunlah ayat
:
Mereka
menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku;
tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat
itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat
itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka
bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah,
tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui". (Al-A'roof 187)
Jadi hikmah yang bisa kita tangkap disini adalah,
bahwasanya turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur juga agar bisa menjawab
tantangan-tantangan yang senantiasa dimunculkan oleh kaum kafir qurays, yahudi,
bahkan juga kaum munafik.
Hikmah
seperti ini telah diisyaratkan oleh keterangan yang terdapat dalam beberapa
riwayat dalam hadis Ibn Abbas mengenai turunnya Qur`an : `Apa bila orang-orang
musyrik mengadakan sesuatu, maka Allah pun mengadakan jawabannya atas mereka.`
3) Mempermudah Hafalan dan
Pemahamannya.
Al-Quran
Al-Karim turun ditengah-tengah umat yang ummi, yang tidak pandai membaca dan
menulis, catatan mereka adalah daya hafalan dan daya ingatan. Mereka tidak
mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan dan pembukuan yang dapat
memungkinkan mereka menuliskan dan membukukannya, kemudian menghafal dan memuhaminya.
Umat yang buta huruf itu tidaklah mudah untuk menghafal seluruh Qur`an apa bila
Al-Quran Al-Karim diturunkan sekaligus, dan tidak mudah pula bagi mereka untuk
memahami maknanya serta memikirkan ayat-ayatnya, jelasnya bahwa Al-Quran
Al-Karim secara berangsur itu merupakan bantuan terbaik bagi mereka untuk
menghafal dan memahami ayat-ayatnya.
Setiap
kali turun satu atau beberapa ayat, para sahabat segara menghafalkannya.
Memikirkan maknanya dan memahami hukum-hukumnya. Tradisi demikian ini menjadi
suatu metode pengajaran dalam kehidupan para Tabi`in.
·
Abu Nadrah berkata,`Abu Saad al-Khudri mengajar kan Qur`an kepada kami,
lima ayat diwaktu pagi, dan lima ayat di waktu petang. Dia memberitahukan bahwa
jibril menurunkan Al-Quran Al-Karim lima ayat-lima ayat.`
·
Dari Khalid bin Dinar dikatakan, `Abul `Aliyah berkata kepada kami
`Pelajarilah Qur`an itu lima ayat demi lima ayat; karena Nabi saw mengambil
dari jibril lima ayat demi lima ayat.`
·
Umar berkata, `Pelajarilah Quran itu lima ayat demi lima ayat, karena
jibril menurunkan Quran kepada Nabi saw. Lima ayat demi lima ayat.`
4) Kesesuaian dengan
Peristiwa-peristiwa Pentahapan dalam Penetapan Hukum.
Manusia
tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama yang bau ini seandainya
Al-Quran Al-Karim tidak menghadapi mereka dengan cara yang bijaksanadan
memberikan kepada mereka beberapa obat penawar yang ampuh yang dapat
menyembuhkan mereka dari kerusakan dan kerendahan martabat. Setiap kali terjadi
suatu peristiwa, diantara mereka , maka turunlah hukum mengenai peristiwa itu
yang menjelaskan statusnya dan penunjuk serta meletakkan dasar-dasar
perundang-undangan bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi, satu demi
satu. Dan cara ini menjadi obat bagi hati mereka.
Tahapan Pengharaman Khamr
Contoh
yang paling jelas mengenai penetapan hukum yang berangsur-angsur itu ialah
diharamkannya minuman keras, mengenai hal ini pertama-tama Allah berfirman :
a) Pertama, Allah SWT berfirman : Dan dari buah korma dan
anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang yang memikirkan.`(an-Nahl:
67).
Ayat ini menyebutkan tentang karunia Allah apa
bila yang di maksud dengan `sakar` ialah khamr atau minuman keras dan yang
dimaksud dengan `rezeki` ialah segala yang dimakan dari kedua pohon tersebut
seperti kurma dan kismis-dan inilah pendapat jumhur ulama- maka pemberian
predikat `baik` kepada rezeki sementara sakar tidak diberinya, merupakan
indikasi bahwa dalam hal ini pijian Allah hanya ditujukan kepada rezeki dan
bukan kepada sakar, kemudian turun firman Allah:
b) Kedua, Allah SWT berfirman : `Mereka bertanya
kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: `Pada keduanya terdapat dosa yang
besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfa`atnya`.(al-Baqarah:219).
Ayat
ini membandingkan antara manfaat minuman keras (khamr) yang timbul sesudah
memminumnya seperti kesenangan dan kegairahan atau keuntungan karena
memperdagangkannya, dengan bahaya yang diakibatkannya seperti dosa, bahaya bagi
kesehatan tubuh, merusak akal, menghabiskan harta dan membangkitkan
dorongan-dorongan untuk berbuat kenistaan dan durhaka. Ayat tersebut menjauhkan
khamr dengan cara menonjolkan segi bahayanya dari pada manfaatnya, kemudian
turun firman Allah:
c) Ketiga : Allah SWT berfirman : `Wahai orang-orang
yang beriman , janganlah kamu salat sedang kamu dalam keadaan mabuk.`(an-Nisa`:
43 ).
Ayat ini menunjukkan larangan minuman khamr pada
waktu-waktu tertentu bila pengaruh minuman itu akan sampai kewaktu salat, ini
mengingat adanya larangan mendekati salat dalam keadaan mabuk, samppai pengaruh
minuman itu hilang dan mereka mengetahui apa yang mereka baca dalam salatnya,
selanjutnya firman Allah:
d) Keempat : Firman
Allah :`Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, berjudi, berhala,
mengundi nasib dengan panah , adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan
itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; maka berhentilah kamu.`(al-Maidah:90-91)
Ini merupakan pengharaman secara pasti dan tegas
terhadap minuman dalam segala waktu.
Hikmah penetapan hukum dengan
sistem bertahap ini lebih lanjut diungkapkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Aisyah r.a ketika mengatakan : `Sesungguhnya yang pertama kali turun dari
Qur`an ilah surah Mufassal yang didalamnya disebutkan surga dan neraka,
sehingga ketika manusia telah berlari kepada Islam, maka turunlah hukum haram
dan halal. Kalau sekiranya yang turun pertama kali adalah `jJanganlah kamu
meminum khamr` tentu meraka akan menjawab: ` Kami tidak akan meninggalkan khamr
selamanya.` Dan kalau sekiranya yang pertama kali turun ialah ; janganlah kamu
berzina, tentau mereka akan menjawab: `Kami tidak akan meninggalkan zina
selamanya.`
5) Bukti Yang Pasti Bahwa
Al-Quran Al-Karim Diturunkan Dari Sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
Qur`an
yang turun secara berangsur kepada Rasulullah SAW dalam waktu lebih dari dua
puluh tahun ini ayat-ayatnya turun dalam selang waktu tertentu, dan selama ini
orang membacanya an mengkajinya surah demi surah. Ketika ia melihat
rangkaiannya begitu padat, tersusun cermat sekali dengan makna yang saling bertaut,
dengan gaya yang begitu kuat, serta ayat demi ayat dan surah demi surah saling
terjalin bagaikkan untaian mutiara yang indah yang belum ada bandingannya dalam
perkataan manusia .
Seandainya
Qur`an ini perkataan manusia yang disampaikan dalam berbagai situasi, peristiwa
dan kejadian, tentulah didalamnya terjadi ketidak serasian dan saling
bertentangan satu dengan yang lainnya, serta sulit terjadi keseimbangan.
وَلَوْ
كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
`Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Al Qur`an ? Kalau kiranya Al Qur`an itu bukan dari sisi Allah,
tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.`(an-Nisa`:82 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar