Minggu, 30 September 2012

Anak Tidak Percaya Diri

zfg

Banyak diantara anak-anak kita atau bahkan diri kita sendiri tertimpa rasa tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri yang berlebihan dapat menghambat perkembangan seseorang. Jadi perasaan ini harus kita antisipasi sedini mungkin pada diri anak kita agar mereka bisa berkembang menjadi pribadi yang mandiri. Rasa tidak percaya diri pada anak biasa ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :
  1. Susah berbicara, gagap, dan gagu.
  2. Menutup diri, adanya rasa malu, dan tidak berani.
  3. Ketidakmampuan berfikir secara mandiri.
  4. Merasakan ada kejahatan dan bahaya serta bertambahnya rasa ketakutan dan kekhawatiran.
Adapun yang menjadi sebab tidak percaya diri pada anak biasanya adalah sebagai berikut :
  1. Cara mendidik yang salah dan berdasar pada ancaman, kekerasan, dan pemukulan setiap kali anak berbuat kesalahan atau main-main sesuatu.
  2. Sering disalahkan, dipukul, diancam, dicela, dan direndahkan.
  3. Orang tua terlalu membatasi setiap perilaku anak dan cara berfikirnya.
  4. Selalu dibandingkan dengan anak yang lain untuk memberinya motivasi, terkadang justru memberikan pengaruh yang sebaliknya.
  5. Meremehkan kemampuan dan harga dirinya serta melemahkan minatnya.
  6. Bentuk badan yang kecil, tubuhnya yang cacat, seperti pincang, buntung, dan sebagainya.
  7. Rendah IQ dan keterlambatan dalam belajar.
  8. Selalu mencelanya ketika ia mengalami kegagalan.
  9. Banyaknya pertengkaran antara kedua orangtuanya.
  10. Dibebani pekerjaan yang diluar kemampuannya. Dan bakatnya sehingga ia tidak mampu dan gagal.
Sedangkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan atau mengurangi rasa tidak percaya diri adalah sebagai berikut :

Pengaruh Kebaikan Dan Amal Shalih Orang Tua

Wahai bapak dan ibu, ketika kita dapati anak kita tidak sesuai dengan harapan, maka terlebih dahulu hendaknya kita melihat diri kita. Barangkali pada diri kita masih ada kesalahan atau dosa-dosa yang masih sering kita lakukan. Karena sesungguhnya amalan-amalan yang dilakukan orangtua akan memberi pengaruh terhadap keshalihan anak.
Seorang anak yang melihat ayahnya selalu berdzikir, mengucapkan tahlil, tahmid, tasbih, dan takbir niscaya akan menirunya mengucapkan kalimat-kalimat tersebut.

Pembinaan Aqidah Untuk Buah Hati

Aqidah Islamiyah dengan enam pokok keimanan, yaitu beriman kepada Allah ‘azza wa jalla, para malaikatnya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, beriman kepada hari akhir dan beriman kepada qadha’ dan qadar yang baik maupun buruk, mempunyai keunikan bahwa kesemuanya itu merupakan perkara yang ghaib.
Seseorang akan menghadapi kebingungan bagaimana ia mesti menyampaikannya kepada anak dan bagaimana pula anak bisa berinteraksi dengan itu semua ? bagaimana cara menjelasakan dan memaparkannya? Di hadapan pertanyaan ini atau pertanyaan sejenis lainnya, kedua orangtua bisa kelabakan dan mencari tahu bagaimana caranya. Akan tetapi melalui penelaahan terhadap cara Nabi shalallahu’alaihi wassalam dalam bergaul dengan anak-anak, kita temukan ada lima pilar mendasar di dalam menananmkan aqidah ini.

Pembinaan Aqidah Untuk Buah Hati (2)


Pada tulisan yang lalu (Pembinaan Aqidah Untuk Buah Hati) kita telah uraikan pilar pertama dalam pendidikan aqidah anak. Berikutnya kita akan membahas pilar yang kedua, yaitu menanamkan kecintaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, memohon pertolongan-Nya, merasa selalu diawasi oleh-Nya, serta beriman kepada qadha’ dan qadar. Karena hal-hal tersebut merupakan bekal bagi anak untuk menghadapi segala persoalan hidupnya, baik dimasa kanak-kanaknya maupun dimasa depannya sebagai ayah dan ibu.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhu bahwa Nabi shalallahu’alaihi wassalam bersabda, “Janganlah kamu mengangkat tongkat terhadap keluargamu, namun tanamkan rasa takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla pada diri mereka.” (HR Thabrani dalam As-Shaghir dan Al-Ausath dengan isnad jayyid).

Bolehkah Memukul Anak?

Saudariku muslimah…permasalahan ini termasuk masalah yang wajib dipahami oleh setiap orangtua. Sikap yang diambil tentunya beragam sesuai dengan kesalahan yang dilakukan anak. Perlu diperhatikan apakah anak memahami kesalahan itu dan mengetahui dosa dan bahayanya ataukah tidak?
Keutamaan berlemahlembut
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

Yang Harus Dimiliki Orang Tua


 
Orangtua sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya harus memiliki sifat-sifat yang utama pula, agar kita meraih keberhasilan dalam pendidikan anak-anak kita. Meskipun mungkin hal tersebut sulit, namun kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk memiliki sifat-sifat tersebut, sebab kita akan menjadi fokus teladan pendidikan bagi generasi baru, paling tidak sebagi fokus teladan bagi anak-anak kita. Mereka akan senantiasa menyorot kita selaku seorang pendidik dan pembimbing, karena kitalah contoh nyata yang mereka saksikan dalam kehidupan mereka.

Mengajak Anak Kecil Berpuasa

Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz; dia berkata, “Rasulullah mengutus untuk mengumumkan pada pagi hari asyura’ di wilayah kaum Anshar yang berada di sekitar kota Madinah.
من كان أصبح صائما فليتمّ صومه ومن كان أصبح مفطرا فليتمّ بقية يومه

Barang siapa yang pagi hari ini berpuasa, hendaklah menyelesaikannya. Barang siapa yang tidak berpuasa, hendaknya menahan (makan dan minum) sampai malam.’

PENGORBANAN ISTRI YANG TERKADANG TIDAK DISADARI SUAMI


Wanita adalah karunia terindah yang ada dan penting di dunia karena kehadiran wanita adalah untuk melengkapi laki-laki tapi banyak perjuangan dan pengorbanan wanita yang terkadang tidak di ketahui atau pun tidak disadari oleh laki-laki. 1. Ketika suami menikah lagi, dan perempuan berusaha menerima (karena alasan ekonomi atau agama atau alasan apapun), ia akan duduk sendiri di setiap malam dalam gelap kamar saat suaminya tengah mendekap mesra seorang perempuan lain di ranjang lain. Ia akan (mungkin) menangis karena terluka, tapi demi anak-anak ia akan berusaha menerimanya dengan sabar

NASEHAT UNTUK ISTRI

NASEHAT UNTUK ISTRI Asma' binti Kahariyah Fazari diriwayatkan telah berkata kepada puterinya dihari pernikahan anaknya itu: "Hai anakku, kini engkau kan keluar dari sarang di mana engkau dibesarkan. Engkau akan berpindah ke sebuah rumah dan hamparan yang belum engkau kenal dan berkawan pula dengan orang yang belum engkau kenali. Itulah suamimu." Jadilah engkau tanah bagai suamimu (taati perintahnya) dan ia akan menjadi langit bagimu (tempat bernaung). Jadilah engkau sebagai lantai supaya ia dapat menjadi tiangnya. Jangan engkau bebani dia dengan pelbagai kesukaran karena itu akan memungkinkan ia meninggalkanmu. Janganlah engkau terlampau men
jauhinya, agar ia tidak melupaimu.

Kecantikan Sejati

Kecantikan Sejati Adalah kebahagiaan seorang laki-laki ketika Allah menganugrahkannya seorang istri yang apabila ia memandangnya, ia merasa semakin sayang. Kepenatan selama di luar rumah terkikis ketika memandang wajah istri yang tercinta. Kesenangan di luar tak menjadikan suami merasa jengah di rumah. Sebab surga ada di rumahnya; Baiti Jannati (rumahku surgaku). Kebahagiaan ini lahir dari istri yang apabila suami memandangnya, membuat suami bertambah kuat jalinan perasaannya. Wajah istri adalah keteduhan, telaga yang memberi kesejukan ketika suami mengalami kegerahan. Lalu apakah yang ada pada diri seorang istri, sehingga ketika suami memandangnya semakin besar rasa sayangnya? Konon, seorang laki-laki akan mudah terkesan oleh kecantikan wajah. Sempurnalah kebahagiaan seorang laki-laki jika ia memiliki istri yang berwajah memikat. Tapi asumsi ini segera dibantah oleh dua hal. Pertama, bantahan berupa fakta-fakta. Dan kedua, bantahan dari sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Konon, Christina Onassis, mempunyai wajah yang sangat cantik. Ia juga memiliki kekayaan yang sangat besar. Mendiang ayahnya meninggalkan harta warisan yang berlimpah, antara lain kapal pesiar pribadi, dan pulau milik pribadi juga. Telah beberapa kali menikah, tetapi Christina harus menghadapi kenyataan pahit. Seluruh pernikahannya berakhir dengan kekecewaan. Terakhir ia menutup kisah hidupnya dengan satu keputusan: bunuh diri. Kecantikan wajah Christina tidak membuat suaminya semakin sayang ketika memandangnya. Jalinan perasaan antara ia dan suami-suaminya tidak pernah kuat. Kasus ini memberikan ibroh kepada kita bahwa bukan kecantikan wajah secara fisik yang dapat membuat suami semakin sayang ketika memandangnya. Ada yang bersifat psikis, atau lebih tepatnya bersifat qalbiyyah! Bantahan kedua, sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Seorang wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung.” (HR. bukhari, Muslim) Hadist di atas sebagai penguat bahwa kesejukan ketika memandang sehingga perasaan suami semakin sayang, letaknya bukan pada keelokan rupa secara zhahir. Ada yang bersifat bathiniyyah. Dengan demikian wahai saudariku muslimah, tidak mesti kita harus mempercantik diri dengan alat kosmetik atau dengan menggunakan gaun-gaun aduhai yang akhirnya akan membawa kita pada sikap berlebihan pada hal yang halal bahkan menyebabkan kita menjadi lalai dan meninggalkan segala yang bermanfaat dalam perkara-perkara akhirat, wal ‘iyadzubillah. Namun tidak berarti kita meninggalkan perawatan diri dengan menjaga fitrah manusia, dengan menjaga kebersihan, kesegaran dan keharuman tubuh yang akhirnya melalaikan diri dalam menjaga hak suami. Ada yang lebih berarti dari semua itu, ada yang lebih penting untuk kita lakukan demi mendapatkan cinta suami. Sesungguhnya cinta yang dicari dari diri seorang wanita adalah sesuatu pengaruh yang terbit dari dalam jiwa dengan segala kemuliaannya dan mempunyai harga diri, dapat menjaga diri, suci, bersih, dan membuat kehidupan lebih tinggi di atas egonya. Untuk itulah saudariku muslimah… Tuangkanlah di dalam dada dan hatimu dengan cinta dan kasih sayang serta tanamkanlah kemuliaan wanita muslimah seperti jiwamu yang penuh dengan kebaikan, perhatian serta kelembutan. Bukankah kita telah melihat contoh-contoh yang gemilang dari pribadi-pribadi yang kuat dari para shahabiyyah radiyallahu ‘anhunna…? Janganlah engkau penuhi dirimu dengan ahlak yang selalu sedih dan gelisah, banyak pengaduan dan keluh kesah dan selalu mengancam, karena hal tersebut akan menggelapkan hatimu. Tersenyumlah untuk kehidupan. Seperti kuatnya para shahabiyyah dalam menghadapi kehidupan yang keras dan betapa kuatnya wanita-wanita yang lembut itu mempertahankan agamanya… Perhiasan jiwa, itulah yang lebih utama. Yaitu sifat-sifat dan budi pekerti yang diajarkan Islam, yang diawali dengan sifat keimanan. Sebagaimana firman Allah, (yang artinya) “Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.” (QS. Al-Hujaraat: 7) Apabila keimanan telah benar-benar terpatri dalam hati, maka akan tumbuhlah sifat-sifat indah yang menghiasi diri manusia, mulai dari Ketakwaan, Ilmu, Rasa Malu, Jujur, Terhormat, Berani, Sabar, Lemah Lembut, Baik Budi Pekerti, Menjaga Silaturrahim, dan sifat-sifat terpuji lainnya yang tidak mungkin disebut satu-persatu. Semuanya adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada hamba-hambanya agar dapat bahagia hidup di dunia dan akhirat. Wanita benar-benar sangat diuntungkan, karena ia memiliki kesempatan yang lebih besar dalam hal perhiasan jiwa dengan arti yang sesungguhnya, yaitu ketika wanita memiliki sifat-sifat terpuji yang mengangkat derajatnya ke puncak kemuliaan, dan jauh dari segala sesuatu yang dapat menghancurkanya dan menghilangkan rasa malunya….! Saudariku… jika engkau telah menikah, maka nasihat ini untuk mengingatkanmu agar engkau selalu menampilkan kecantikan dirimu dengan kecantikan sejati yang berasal dari dalam jiwamu, bukan dengan kecantikan sebab yang akan lenyap dengan lenyapnya sebab. Saudariku… jika saat ini Allah belum mengaruniai engkau jodoh seorang suami yang sholeh, maka persiapkanlah dirimu untuk menjadi istri yang sholihah dengan memperbaiki diri dari kekurangan yang dimiliki lalu tutuplah ia dengan memunculkan potensi yang engkau miliki untuk mendekatkan dirimu kepada Yang Maha Rahman, mempercantik diri dengan ketakwaan kepada Allah yang dengannya akan tumbuh keimanan dalam hatimu sehingga engkau dapat menghiasi dirimu dengan akhlak yang mulia. Saudariku… ini adalah sebuah nasihat yang apabila engkau mengambilnya maka tidak ada yang akan diuntungkan melainkan dirimu sendiri. Disalin dari: Buletin al-Izzah edisi no16/thn III/Muharram 1425 H

10 Nasehat Untuk Ukhti

Dear Ukhti-ukhtiku… Dear ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah, apa kabar iman-mu hari ini? Semoga Allah Yang Maha Indah selalu memberi keindahan padamu dan melindungimu dari segala keburukan Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah, sebaik2 perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Dan “perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai sholat lima waktu dan ketaatannya terhadap suami.” (HR.Ibnu Hibbab dari Abu Hurairah) Ukhti-ukhtiku, Pagi ini aku membaca sebuah buku didalamnya terdapat 10 wasiat Rasulullah kepada putrinya Fathimah binti Rasulillah. Sepuluh wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya, bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah.

Teruntuk Saudariku…. Wanita muslimah!! (Sebuah Renungan Nasehat, Agar Engkau Menjadi Wanita Tercantik)

Saudariku…. Kepada calon- calon bidadari penghuni syurga, Wahai calon- calon istri shaleha kebanggaan Islam, Wahai kaum hawa yang didadanya telah tertanam bunga bunga iman…. Mari sejenak menyelami samudera hikmah dan kebijaksanaan….meneguk sejuknya untaian nasehat-nasehat yang akan menghilangkan dahaga iman.Semoga sedikit nasehat ini, bagai oase ditengah ganasnya gurun pasir kehidupan………….yang bersumber dari Al-Qu’an dan Sunnah, serta lisan-lisan yang jujur…. *********** “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59). Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim) “Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33) Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36) “dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31) Saudariku…. Wanita muslimah laksana bunga yang menawan, wanita muslimah yang sholehah bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya. Begitu indah, begitu berkilau dan menentramkan… Teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…Namun tentunya…tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya…. hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah…yang dapat memetiknya…meraih pesonanya… Wanita muslimah adalah ibarat permata yang sangat berharga. Dan islam menyuruh memperlakukan wanita sepeti permata yang sangat berharga.Yaitu permata yang tidak boleh disentuh oleh siapapun selain pemiliknya. Seandainya permata-permata itu berpindah tangan, niscaya ia akan kehilangan nilainya Saudariku, Muslimah Sejati, adalah mereka yang pandangan matanya selalu menunduk dan mampu Menundukan mata mata lelaki yang mencoba menaklukannya. Saudariku.. Tidak semua wanita berjilbab itu soleha, tapi wanita soleha itu pasti berjilbab . jika hidup ini pilihan pilihan, kenapa hanya sedikit wanita yg memilih untuk menjadi wanita sholehah yang hidupnya dikagumi dunia dan di nanti syurga?Jika Allah ta’ala menjadikan Islam itu mudah.Bukan berarti hal Wajib bisa menjadi Sunnah. Dan jika, Berjilbab itu wajib,. Bukan berarti wanita bisa seenaknya pamer aurat dan mengatakan aku belum siap. Wajib tetap harus dilaksanakan dan dosa tetap ditulis. Dan ini Ketetapan Allah. Saudariku……. Tidaklah sama antara wanita mukminah dan wanita kafir.Wanita mukminah adalah perempuan yang beriman, berderma,berpuasa, memakai hijab.Takut pada Tuhannya, ramah terhadap tetangganya, taat pada suaminya dan sayang pada anak-anaknya.Dia mendapatkan pahala yang besar, ketentraman, dan keridaan.Sedangkan perempuan kafir, suka memamerkan kecantikannya, jahiliah, naïf,suka memamerkan pakaiannya bagai barang dagangan, komoditi murahan yang dijajakan di banyak tempat, tidak bernilai sama sekali, tanpa kehormatan, tanpa kemuliaan dan kehilangan religiusitas. Wahai Saudariku,…… agar engkau menjadi wanita terelok di dunia Engkau dengan segala yang engkau miliki lebih baik dari jutaan wanita lain. Dengan Kecantikanmu, engkau lebih elok daripada matahari.Dengan akhlakmu, engkau lebih wangi daripada harum minyak misk.Dengan rendah hatimu, engkau lebih tinggi daripada rembulan.Dan dengan kelembutanmu, engkau lebih halus daripada rintik hujan.Maka jagalah kecantikanmu dengan keimanan, kerelaanmu dengan puas diri, dan harga dirimu dengan jilbab.Hingga engkau menjadi wanita terelok di dunia. Ketahuilah bahwa perhiasanmu bukanlah emas atau perak,tetapi dua rakaat menjelang subuh ,dahagamu ditengah hari yang panas karena puasa, dermamu yang tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah, air mata taubat dan sujudmu dikeheningan malam. Emasmu adalah agamamu,perhiasanmu adalah budi pekertimu, dan hartamu adalah sopan santunmu.Pakailah pakaian takwa, niscaya engkau akan menjadi wanita tercantik didunia. Saudariku.. Jadilah engkau seperti kupu-kupu, Jadilah engkau seperti kupu-kupu, ringan perawakan, indah dipandang, sedikit bergantung kepada yang lain, terbang dari satu bunga ke bunga lain, dari satu taman ke taman lain. Lihatlah… dia tidak mengeluh atas hidupnya yang sebentar, tapi dalam hidupnya yang begitu singkat dia telah menebarkan keindahan dan membuat orang yang melihatnya senang. Atau jadilah engkau seperti lebah yang selalu makan sesuatu yang baik dan mengeluarkan yang baik pula, jika ia hinggap diatas tangkai tidak mematahkan, menyentuh nektar tapi tidak merusaknya, mengeluarkan madu,terbang dengan rasa cinta dan hinggap dengan tali kasih. Itulah ibarat wanita yang lembut, perempuan sejati, yang kehadiran dan kedatangannya membawa keindahan dan sejuta manfaat, tidak ada yang tersakiti orang lain melalui perbuatan maupun lisannya. Saudariku, Semoga engkau menjadi permata yang berkilauan. Yang tidak mudah disentuh kecuali oleh yang berhak. Yang menyadari kemuliannya. Yang menundukkan pandangannya, memelihara auratnya. Yang teguh menjaga kehormatan dan kesuciannya. Saudariku….Karena tampilan fisik bukanlah segalanya. Ibnu Qoyyim dalam bukunya ‘taman orang-orang jatuh cinta & memendam rindu menulis bahwa “Allah menjadikan penyebab kesenangan adalah keberadaan istri. Andaikata penyebab tumbuhnya cinta adalah rupa yang elok, tentunya (wanita) yang tidak memiliki keelokan tidak akan dianggap baik sama sekali. Kadangkala kita mendapatkan orang yang lebih elok rupanya memilih pasangan yang lebih buruk rupanya, padahal dia juga mengakui nilai keelokan (wanita) yang lain. Meski begitu, tidak ada kendala apa-apa dalam hatinya. Karena kecocokan akhlaq merupakan sesuatu yang paling disukai manusia, dengan begitu kita tahu bahwa inilah yang paling penting dari segalanya. Memang bisa saja cinta tubuh karena sebab-sebab tertentu. Tetapi cinta itu akan cepat lenyap, dengan lenyapnya sdbab.’ Kalau bahasa ringkasnya mas fauzil, ‘kecantikan wajah terletak di nomor kesekian. Jauh lebih penting dari kecantikan wajah adalah kesejukan wajah Anda ketika suami memandang.’ Dalam sebuah hadist Rasullullah mengatakan..nikahilah seorang wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shalehah meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama.” Wanita yang (akhlaknya) buruk adalah untuk laki-laki yang (akhlaknya) buruk, dan laki-laki yang (akhlaknya) buruk untuk wanita yang (akhlaknya) buruk pula. Wanita yang baik-baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik-baik untuk wanita yang baik-baik pula. (An-Nur 26). Wahai saudariku muslimah, wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut. Maka, engkaulah wahai saudariku… engkaulah pengemban amanah pembangun generasi umat ini. Jadilah engkau wanita muslimah yang sejati, wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Yang menjunjung tinggi hak Rabb-nya. Yang setia menjalankan sunnah rasul-Nya. Saudariku… Wanita sholeha adalah Bidadari Dunia Allah telah dengan begitu Indahnya mengibaratkan, bahwa salah satu cirri bidadari adalah tidak pernah disentuh, kesuciannya terjaga dan sopan.Wanita shaliha bukan hanya mereka yang berwajah cantik namun juga wanita yang kecantikannya terpancar dari aura hatinya, matanya terjaga dari hal hal yang diharamkan syariat, pandangannya menyejukan mata sang suami, tidak pernah membantah suami yang menuntunnya menapaki jejak jejak Assunnah dan patuh terhadap Al Qur’an. Menjadi penyemangat dikala suami kalah dan lelah, Berdiri tegak mendampingi suami dalam masa masa sulit, berada disisinya disetiap suasana. Menjadi penghibur dikala gelisah, dan menjadi Alarm dikala lelapnya fajar membuai, mengingatkan suami tercinta dengan percikan air Wudhu di wajahnya.Sungguh Kebahagiaan Memiliki wanita salihah, Hingga manusia menggambarkannya sebagai bidadari. Wahai saudariku………..Sambutlah salam dan penghormatan….. Selamat dan salut buat saudariku………..yang mendirikan shalat dan berpuasa dengan patuh dan penuh kosentrasi. Selamat dan salut buat saudariku………..yang memakai hijab karena rasa malu dan untuk menjaga kehormatan dan keteguhan hati. Selamat dan salut buat saudariku………..yang selalu belajar dan menelaah dengan penuh kesadaran dan kelurusan hati. Selamat dan salut buat saudariku………..yang selalu menepati janji, dipercaya, dan jujur. Selamat dan salut buat saudariku………..yang selalu bersabar, mawas diri, dan bertobat. Selamat dan salut buat saudariku………..yang selalu berdzikir, bersyukur dan berdoa. Selamat dan salut buat saudariku……….yang menjadikan Asiyah, Maryam, Khadijah dan Aisyah sebagai panutannya. Selamat dan salut buat saudariku………..yang melahirkan dan mendidik para pahlawan, dan mencetak laki-laki yang terhormat. Selamat dan salut buat saudariku………..yang selalu takut dan menjauhi apa-apa yang diharamkan oleh Allah. Selamat dan salut buat saudariku………..yang sabar untuk menanti datangnya pedamping hati, yang selalu memperbaiki diri, dan selalu menjaga kehormatan diri dan kemuliaaannya. Wahai saudariku……Ya untuk sefala keutamaanmu…………….. Ya….untuk senyum indahmu yang membangkitkan cinta dan memberikan kasih sayang pada orang lain. Ya….untuk kata-kata baikmu yang membangun persahabatan dan menjauhkan rasa dengki. Ya….untuk derma yang membahagiakan si miskin, menyenangkan orang fakir, dan mengenyangkan perut yang lapar. Ya….untuk tadarus Al-Qur’anmu, merenungi dan memahami kandungannya serta mengamalkannya dalam kehidupanmu sehari-hari. Ya….untukmu yang mendidik anak-anakmu dengan agama, mengajarkan sunnah Nabimu dan memberi petunjuk tentang apa-apa yang bermanfaat bagi mereka. Ya….untuk rasa malu dan hijab yang diperintahkan oleh Allah.Itulah cara untuk selalu terjaga dari pandanagn kotor. Ya….untuk bergaul dengan wanita baik-baik yang selalu takut kepada Allah, mencintai agama, dan menghormati nilai-nilai agamanya. Ya….untuk berbuat baik kepada kedua orangtua, menyambung persaudaraan, menghormati tetangga, dan menyantuni anak yatim. Saudariku……………katakan tidak dan selamat tinggal untuk segala keburukan……… Tidak….untuk usiamu yang habis untuk hal-hal yang tidak perlu, remeh. Serta menyibukkan engkau dari cita-cita besarmu…. Tidak….untuk selalu mencari-cari kesalahan dan menggunjing orang lain serta melupakan kesalahan dan aib diri sendiri. Tidak… untuk tengelam dari fatamorgana dunia, mengikuti mode-mode wanita barat, tenggelam dalam nyanyian-nyaian cengeng sehingga melupakan Al-Qur’an, bacaan-bacaan murahan, film-film yang melenakan yang didalamnya tidak ada nilai kebaikan. Maka Sekali lagi saudariku………. Engkau telah mulia dengan menjadi seorang muslimah………. Wanita muslimah ibarat bintang yang berkilauan dilangit dan menerangi kegelapan….. Sedangkan perempuan-perempuan kafir ibarat lumpur didasar lautan yang hanya bisa mengotorkan kakimu……. Sungguh perbandingan jauh antara wanita mukminah dengan wanita kafir…. Engkau, dengan segala keutamaan yang engkau miliki lebih baik dari jutaan wanita lain…… Dalam keadaan bagaimanapun, engkau beruntung. Cukuplah. Wanita itu sangat mulia, karena ibunda Nabi Muhammd saw juga seorang wanita, yang dirahimnya lahir seorang laki-laki teragung di jagad raya… Posted by: Ahmad Bin Ismail Khan Catatan: Tulisan ini kupersembahkan, Untuk my beloved sister, semoga engkau menjadi wanita yang shaleha, yang teguh menjalankan agama Allah. Dan untuk setiap muslimah yang rela Allah sebagai Tuhannya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabinya. Untuk semua wanita yang meniti jalan yang lurus dan membawa risalah kebenaran. Untuk setiap wanita pendiddik, yang berjuang menegakkan supremasi risalah kebenaran, bergulat dengan nilai-nilainya, dan mensucikan dirinya. Untuk setiap ibu yang mendidik anak-anaknya dengan ketakwaan, membesarkan mereka dengan sunnah nabi, dan menanamkan kepada meraka benih cinta terhadap Budi pekerti luhur. Percikan inspirasi: * As’ad al-Mar’ah fi al- ‘Alam, by DR. Aid al Qarni * Ttaman orang-orang jatuh cinta & memendam rindu, Ibnu Qoyyim.
Saudariku…. Kepada calon- calon bidadari penghuni syurga, Wahai calon- calon istri shaleha kebanggaan Islam, Wahai kaum hawa yang didadanya telah tertanam bunga bunga iman…. Mari sejenak menyelami samudera hikmah dan kebijaksanaan….meneguk sejuknya untaian nasehat-nasehat yang akan menghilangkan dahaga iman.Semoga sedikit nasehat ini, bagai oase ditengah ganasnya gurun pasir kehidupan………….yang bersumber dari Al-Qu’an dan Sunnah, serta lisan-lisan yang jujur…. *********** “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59). Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim) “Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33) Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36) “dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31) Saudariku…. Wanita muslimah laksana bunga yang menawan, wanita muslimah yang sholehah bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya. Begitu indah, begitu berkilau dan menentramkan… Teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…Namun tentunya…tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya…. hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah…yang dapat memetiknya…meraih pesonanya… Wanita muslimah adalah ibarat permata yang sangat berharga. Dan islam menyuruh memperlakukan wanita sepeti permata yang sangat berharga.Yaitu permata yang tidak boleh disentuh oleh siapapun selain pemiliknya. Seandainya permata-permata itu berpindah tangan, niscaya ia akan kehilangan nilainya Saudariku, Muslimah Sejati, adalah mereka yang pandangan matanya selalu menunduk dan mampu Menundukan mata mata lelaki yang mencoba menaklukannya. Saudariku.. Tidak semua wanita berjilbab itu soleha, tapi wanita soleha itu pasti berjilbab . jika hidup ini pilihan pilihan, kenapa hanya sedikit wanita yg memilih untuk menjadi wanita sholehah yang hidupnya dikagumi dunia dan di nanti syurga?Jika Allah ta’ala menjadikan Islam itu mudah.Bukan berarti hal Wajib bisa menjadi Sunnah. Dan jika, Berjilbab itu wajib,. Bukan berarti wanita bisa seenaknya pamer aurat dan mengatakan aku belum siap. Wajib tetap harus dilaksanakan dan dosa tetap ditulis. Dan ini Ketetapan Allah. Saudariku……. Tidaklah sama antara wanita mukminah dan wanita kafir.Wanita mukminah adalah perempuan yang beriman, berderma,berpuasa, memakai hijab.Takut pada Tuhannya, ramah terhadap tetangganya, taat pada suaminya dan sayang pada anak-anaknya.Dia mendapatkan pahala yang besar, ketentraman, dan keridaan.Sedangkan perempuan kafir, suka memamerkan kecantikannya, jahiliah, naïf,suka memamerkan pakaiannya bagai barang dagangan, komoditi murahan yang dijajakan di banyak tempat, tidak bernilai sama sekali, tanpa kehormatan, tanpa kemuliaan dan kehilangan religiusitas. Wahai Saudariku,…… agar engkau menjadi wanita terelok di dunia Engkau dengan segala yang engkau miliki lebih baik dari jutaan wanita lain. Dengan Kecantikanmu, engkau lebih elok daripada matahari.Dengan akhlakmu, engkau lebih wangi daripada harum minyak misk.Dengan rendah hatimu, engkau lebih tinggi daripada rembulan.Dan dengan kelembutanmu, engkau lebih halus daripada rintik hujan.Maka jagalah kecantikanmu dengan keimanan, kerelaanmu dengan puas diri, dan harga dirimu dengan jilbab.Hingga engkau menjadi wanita terelok di dunia. Ketahuilah bahwa perhiasanmu bukanlah emas atau perak,tetapi dua rakaat menjelang subuh ,dahagamu ditengah hari yang panas karena puasa, dermamu yang tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah, air mata taubat dan sujudmu dikeheningan malam. Emasmu adalah agamamu,perhiasanmu adalah budi pekertimu, dan hartamu adalah sopan santunmu.Pakailah pakaian takwa, niscaya engkau akan menjadi wanita tercantik didunia. Saudariku.. Jadilah engjau seperti kupu-kupu, Jadilah engkau seperti kupu-kupu, ringan perawakan, indah dipandang, sedikit bergantung kepada yang lain, terbang dari satu bunga ke bunga lain, dari satu taman ke taman lain. Lihatlah… dia tidak mengeluh atas hidupnya yang sebentar, tapi dalam hidupnya yang begitu singkat dia telah menebarkan keindahan dan membuat orang yang melihatnya senang. Atau jadilah engkau seperti lebah yang selalu makan sesuatu yang baik dan mengeluarkan yang baik pula, jika ia hinggap diatas tangkai tidak mematahkan, menyentuh nektar tapi tidak merusaknya, mengeluarkan madu,terbang dengan rasa cinta dan hinggap dengan tali kasih. Itulah ibarat wanita yang lembut, perempuan sejati, yang kehadiran dan kedatangannya membawa keindahan dan sejuta manfaat, tidak ada yang tersakiti orang lain melalui perbuatan maupun lisannya. Saudariku, Semoga engkau menjadi permata yang berkilauan. Yang tidak mudah disentuh kecuali oleh yang berhak. Yang menyadari kemuliannya. Yang menundukkan pandangannya, memelihara auratnya. Yang teguh menjaga kehormatan dan kesuciannya. Saudariku….Karena tampilan fisik bukanlah segalanya. Ibnu Qoyyim dalam bukunya ‘taman orang-orang jatuh cinta & memendam rindu menulis bahwa “Allah menjadikan penyebab kesenangan adalah keberadaan istri. Andaikata penyebab tumbuhnya cinta adalah rupa yang elok, tentunya (wanita) yang tidak memiliki keelokan tidak akan dianggap baik sama sekali. Kadangkala kita mendapatkan orang yang lebih elok rupanya memilih pasangan yang lebih buruk rupanya, padahal dia juga mengakui nilai keelokan (wanita) yang lain. Meski begitu, tidak ada kendala apa-apa dalam hatinya. Karena kecocokan akhlaq merupakan sesuatu yang paling disukai manusia, dengan begitu kita tahu bahwa inilah yang paling penting dari segalanya. Memang bisa saja cinta tubuh karena sebab-sebab tertentu. Tetapi cinta itu akan cepat lenyap, dengan lenyapnya sebab.’ Kalau bahasa ringkasnya mas fauzil, ‘kecantikan wajah terletak di nomor kesekian. Jauh lebih penting dari kecantikan wajah adalah kesejukan wajah Anda ketika suami memandang.’ Dalam sebuah hadist Rasullullah mengatakan..nikahilah seorang wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shalehah meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama.” Wanita yang (akhlaknya) buruk adalah untuk laki-laki yang (akhlaknya) buruk, dan laki-laki yang (akhlaknya) buruk untuk wanita yang (akhlaknya) buruk pula. Wanita yang baik-baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik-baik untuk wanita yang baik-baik pula. (An-Nur 26). Wahai saudariku muslimah, wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut. Maka, engkaulah wahai saudariku… engkaulah pengemban amanah pembangun generasi umat ini. Jadilah engkau wanita muslimah yang sejati, wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Yang menjunjung tinggi hak Rabb-nya. Yang setia menjalankan sunnah rasul-Nya. Saudariku… Wanita sholeha adalah Bidadari Dunia Allah telah dengan begitu Indahnya mengibaratkan, bahwa salah satu cirri bidadari adalah tidak pernah disentuh, kesuciannya terjaga dan sopan.Wanita shaliha bukan hanya mereka yang berwajah cantik namun juga wanita yang kecantikannya terpancar dari aura hatinya, matanya terjaga dari hal hal yang diharamkan syariat, pandangannya menyejukan mata sang suami, tidak pernah membantah suami yang menuntunnya menapaki jejak jejak Assunnah dan patuh terhadap Al Qur’an. Menjadi penyemangat dikala suami kalah dan lelah, Berdiri tegak mendampingi suami dalam masa masa sulit, berada disisinya disetiap suasana. Menjadi penghibur dikala gelisah, dan menjadi Alarm dikala lelapnya fajar membuai, mengingatkan suami tercinta dengan percikan air Wudhu di wajahnya.Sungguh Kebahagiaan Memiliki wanita salihah, Hingga manusia menggambarkannya sebagai bidadari. Wahai saudariku………..Sambutlah salam dan penghormatan….. Selamat dan salut buat saudariku………..yang mendirikan shalat dan berpuasa dengan patuh dan penuh kosentrasi. Selamat dan salut buat saudariku………..yang memakai hijab karena rasa malu dan untuk menjaga kehormatan dan keteguhan hati. Selamat dan salut buat saudariku………..yang selalu belajar dan menelaah dengan penuh kesadaran dan kelurusan hati. Selamat dan salut buat saudariku………..yang selalu menepati janji, dipercaya, dan jujur. Selamat dan salut buat saudariku………..yang selalu bersabar, mawas diri, dan bertobat. Selamat dan salut buat saudariku………..yang selalu berdzikir, bersyukur dan berdoa. Selamat dan salut buat saudariku……….yang menjadikan Asiyah, Maryam, Khadijah dan Aisyah sebagai panutannya. Selamat dan salut buat saudariku………..yang melahirkan dan mendidik para pahlawan, dan mencetak laki-laki yang terhormat. Selamat dan salut buat saudariku………..yang selalu takut dan menjauhi apa-apa yang diharamkan oleh Allah. Selamat dan salut buat saudariku………..yang sabar untuk menanti datangnya pedamping hati, yang selalu memperbaiki diri, dan selalu menjaga kehormatan diri dan kemuliaaannya. Wahai saudariku……Ya untuk segala keutamaanmu…………….. Ya….untuk senyum indahmu yang membangkitkan cinta dan memberikan kasih sayang pada orang lain. Ya….untuk kata-kata baikmu yang membangun persahabatan dan menjauhkan rasa dengki. Ya….untuk derma yang membahagiakan si miskin, menyenangkan orang fakir, dan mengenyangkan perut yang lapar. Ya….untuk tadarus Al-Qur’anmu, merenungi dan memahami kandungannya serta mengamalkannya dalam kehidupanmu sehari-hari. Ya….untukmu yang mendidik anak-anakmu dengan agama, mengajarkan sunnah Nabimu dan memberi petunjuk tentang apa-apa yang bermanfaat bagi mereka. Ya….untuk rasa malu dan hijab yang diperintahkan oleh Allah.Itulah cara untuk selalu terjaga dari pandanagn kotor. Ya….untuk bergaul dengan wanita baik-baik yang selalu takut kepada Allah, mencintai agama, dan menghormati nilai-nilai agamanya. Ya….untuk berbuat baik kepada kedua orangtua, menyambung persaudaraan, menghormati tetangga, dan menyantuni anak yatim. Saudariku……………katakan tidak dan selamat tinggal untuk segala keburukan……… Tidak….untuk usiamu yang habis untuk hal-hal yang tidak perlu, remeh. Serta menyibukkan engkau dari cita-cita besarmu…. Tidak….untuk selalu mencari-cari kesalahan dan menggunjing orang lain serta melupakan kesalahan dan aib diri sendiri. Tidak… untuk tengelam dari fatamorgana dunia, mengikuti mode-mode wanita barat, tenggelam dalam nyanyian-nyaian cengeng sehingga melupakan Al-Qur’an, bacaan-bacaan murahan, film-film yang melenakan yang didalamnya tidak ada nilai kebaikan. Maka Sekali lagi saudariku………. Engkau telah mulia dengan menjadi seorang muslimah………. Wanita muslimah ibarat bintang yang berkilauan dilangit dan menerangi kegelapan….. Sedangkan perempuan-perempuan kafir ibarat lumpur didasar lautan yang hanya bisa mengotorkan kakimu……. Sungguh perbandingan jauh antara wanita mukminah dengan wanita kafir…. Engkau, dengan segala keutamaan yang engkau miliki lebih baik dari jutaan wanita lain…… Dalam keadaan bagaimanapun, engkau beruntung. Cukuplah. Wanita itu sangat mulia, karena ibunda Nabi Muhammd saw juga seorang wanita, yang dirahimnya lahir seorang laki-laki teragung di jagad raya… Posted by: Ahmad Bin Ismail Khan Catatan: Tulisan ini kupersembahkan, Untuk my beloved sister, semoga engkau menjadi wanita yang shaleha, yang teguh menjalankan agama Allah. Dan untuk setiap muslimah yang rela Allah sebagai Tuhannya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabinya. Untuk semua wanita yang meniti jalan yang lurus dan membawa risalah kebenaran. Untuk setiap wanita pendiddik, yang berjuang menegakkan supremasi risalah kebenaran, bergulat dengan nilai-nilainya, dan mensucikan dirinya. Untuk setiap ibu yang mendidik anak-anaknya dengan ketakwaan, membesarkan mereka dengan sunnah nabi, dan menanamkan kepada meraka benih cinta terhadap Budi pekerti luhur. Percikan inspirasi: * As’ad al-Mar’ah fi al- ‘Alam, by DR. Aid al Qarni * Ttaman orang-orang jatuh cinta & memendam rindu, Ibnu Qoyyim.

INILAH KATA-KATA TERAKHIR IMAM SYAFI’I, ABU HANIFAH & IMAM MALIK RAHIMAHUMULLAH SEBELUM WAFAT

Kematian Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah Imam Al-Muzani sahabat Imam Asy Syafi’i berkata : ” saya menjenguk Imam Asy Syafi’i saat beliau sakit yang menjelang wafatnya,kemudian saya bertanya kepadanya : ”Wahai Abu Abdillah,bagaimana keadaanmu? “,beliau mengangkat kepalanya,lantas berkata : ” Aku akan pergi dari dunia ,berpisah dengan sahabat sahabatku dan bertemu dengan kejelekan amalku,kemudian aku akan menghadap Allah,aku tidak tahu apakah ruh ku akan menuju surga lalu kuucapkan kata selamat padanya,ataukah keneraka lalu aku menolaknya “,selanjutnya beliau menangis. ****** Menjelang Akhir Hidupnya di dunia dan permulaan hidupnya di akhirat, salah seorang murid beliau yang bernama Imam Muzani datang membesuk.Saat itu Imam Syafi’i hanya bisa terbaring di pembaringan. Imam Muzani bertanya kepadanya, “Bagaimana Keadaanmu?” Beliau menjawab, “Aku merasa sebentar lagi akan meninggalkan dunia ini dan berpisah dengan teman-teman. Segelas Anggur Kematian telah aku teguk dan hanya kepada Alloh saja aku kembali. Sungguh, demi Alloh aku tidak tahu, kemana ruhku akan berjalan. Ke Surgakah atau ke Neraka? Jika ke Surga maka aku akan selamat. Namun, jika ke Neraka, maka aku akan celaka.” Setelah berkata demikian, Beliau menangis sambil melantunkan bait-bait syair berikut: “Kala hatiku mengeras dan jalanku mulai menyempit Aku hanya bisa mengharap titihan ampunan-Mu Dosa-dosaku amat besar, namun jika aku bandingkan Dengan ampunan-Mu, ya Robb, ampunan-Mu jauh lebih besar Engkau Senantiasa melimpahkan ampunan atas segala dosa Dan Engkau tiada pernah bosan memberi ampunan.” (Sifat Ash-Shofwah, 3/146) Sumber : Lilin-lilin Yang Tak Pernah Padam, Biografi Para Ulama Salaf. Penulis : Abu Malik Muhammad ibn Hamid ibn Abdul Wahab Kematian Abu Hanifah Rahimahullah Imam Abu Hanifah menjelang wafatnya berkata : ” Sayangilah aku,sebab aku menderita di tengah tangah ahli dunia,kuobati diriku wahai …..Dzat Yang Maha Penyayang “. Kematian Imam Malik Rahimahullah Isma’il Bin Abi Uwais berkata : ” ketika Malik sakit maka aku bertanya pada sebagian keluarganya tentang apa yang diucapkannya menjelang wafat,mereka menjawab : ” Beliau bersyahadat,lalu berucap : ” Segala urusan hanya milik Allah,sebelum dan sesudahnya “.kemudian beliau wafat. Sumber : Buku Pemandangan Sekarat, Penerbit : Pustaka Al Adwa, Penerjemah : Ust Abu Hamzah Yusuf ***** Kisah orang-orang shalih ketika ajal menjemput mereka Penulis : Ibrahim bin ‘Abdullah al-H’zimy Berikut ini beberapa kisah orang-orang shalih ketika ajal menjemput mereka 1. Abu Sufyan bin al-H’rits Beliau adalah anak paman Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam (sepupu beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam). Tatkala ajal menjemputnya, dia berkata kepada keluarganya, ‘Janganlah kalian menangisiku sebab aku tidak pernah sekalipun menyentuh dosa semenjak masuk Islam.’ 2. ‘Umar bin Abi Rabi’ah Tatkala ajal menjemputnya, saudaranya, al-H’rits menangis, lalu dia berkata kepada saudaranya tersebut, ‘Wahai saudaraku, jika yang kau permasalahkan terhadap diriku adalah untaian sya’ir yang pernah kau dengar dari ucapanku berbunyi, Aku katakan kepadanya (wanita) dan dia berkata kepadaku, Semua budakku adalah bebas Sungguh! Aku tidak pernah menyingkap sekalipun jua sesuatu yang haram.’ Maka berkatalah al-H’rits, ‘Segala puji bagi Allah, Engkau telah membuat hatiku tenang.” 3. Abu Y’suf Bisyr al-Wal’d berkata, ‘Aku pernah mendengar Abu Yusuf berkata pada saat sakit yang membawa ajalnya, ‘Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa aku tidak pernah sekalipun menyentuh farji (melakukan hubungan badan) secara haram saat aku menyadarinya. Dan aku juga tidak pernah sekalipun memakai satu dirham dari yang haram saat aku menyadarinya.’ 4. Abu Bakar bin ‘Ayyasy Ibrahim bin Abu Bakar ‘Ayyasy berkata, ‘Ketika menjelang ajal, aku menyaksikan ayahandaku, lalu aku menangis karenanya. Maka dia berkata kepadaku, ‘Nak, Ayahandamu ini tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan keji.’ ‘ 5. Hafsh bin Ghayy’ts ‘Umar bin Hafsh bin Ghayy’ts berkata, ‘Tatkala ajal menjemput ayahandaku, dia sempat pingsan, lalu aku menangis di samping kepalanya. Maka, dia berkata kepadaku saat tersadar, ‘Kenapa gerangan kamu menangis?.’ Aku menjawab, ‘Karena akan berpisah denganmu.’ Dan tatkala aku masuk pada pembicaraan seputar qadla (kematian), dia berkata, ‘Janganlah kamu menangis, sesungguhnya aku tidak pernah sekalipun menggunakan celanaku ini untuk sesuatu yang haram. Dan tidak pernah pula ada dua orang yang bersengketa di hadapanku duduk, lalu aku telanjangi (permalukan) salah seorang dari mereka yang terkena vonis.’ 6. al-Haytsam bin Jamil Sufyan bin Ahmad al-Mash’shy berkata, ‘Tatkala sedang sekarat, aku menyaksikan al-Haytsam bin Jamil telah diarahkan ke kiblat dan budak wanitanya menutupi kedua kakinya, lalu dia sempat berkata, ‘Tutuplah keduanya, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui bahwa keduanya tidak pernah sekalipun berjalan untuk hal-hal yang haram.’ (SUMBER: al-Maw’id:Jann’t an-Na”m karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-H’zimy, hal.82)

Belajar dari Pengorbanan Ummu Imaroh

Pengantar Pada setiap Bulan Dzulhijjah, umat Islam selalu diingatakan tentang hakikat pengorbanan. Tentu saja, karena pada bulan ini terdapat hari raya Idul Adha yang dilatarbelakangi oleh sikap pengorbanan Nabiyullah Ibrahim As. dan Ismail As. Kisah pengorbanan keduanya senantiasa abadi, hingga tak satu pun jiwa orang-orang yang beriman kepada Allah SWT melewatkan peristiwa paling spektakuler di dunia tersebut. Membicarakan kisah pengorbanan, khususnya bagi muslimah, tentu bisa digali dari berbagai peristiwa baik yang dialami para nabi, shahabat atau pun orang-orang shalih di masa lalu. Terlebih, kehidupan umat Islam di awal pertumbuhannya penuh dengan lika-liku yang tak lepas dari pengorbanan kaum perempuan. Salah satu sosok pahlawan perempuan di masa Nabi Muhammad Saw. adalah Nusaibah Binti Ka’ab ra. Jiwa pengorbanannya menjadikan setiap orang yang menelurusuri sejarah peri kehidupannya, tertegun takjub, bahwa ternyata seorang perempuan mampu menjadi orang terkemuka di hadapan Nabi dan umat Islam pada masa itu. Tulisan berikut akan memaparkan bentuk pengorbanan salah seorang shahabiyat Nabi Saw. tersebut. Keimanan yang Lurus Dia bernama Nusaibah Binti Ka’ab bin Amru bin ‘Auf al shohabiyyah al Fadhillah al Mujahidah al Anshoriyyah al Khazrajiyyah. Ummu Imaroh adalah julukan bagi wanita mulia ini. Beriman di kala kebanyakan orang mengingkari ajaran Nabi Muhammad Saw. adalah perkara yang tidak mudah. Namun, demikianlah yang dilakukan Ummu Imaroh kala itu. Suatu saat beliau menyimak paparan yang disampaikan suaminya, Zaid Bin Ashim yang baru saja menerima dakwah Islam dari Mush’ab Bin Umair. Zaid menceritakan tentang seorang Rasul yang diutus dari kalangan Quraisy dan menyeru kepada manusia untuk beriman kepada Allah SWT. Dakwah sang Rasul yang begitu tegar dan berani meski mendapatkan tantangan yang luar biasa pun disampaikan Zaid dengan penuh keyakinan. Ia pun menceritakan betapa yang disampaikan Mush’ab Bin Umair tersebut telah membuat dirinya takjub hingga mengimani ajaran Rasulullah Saw. Saat itulah hati Ummu Imaroh bergetar. Beliau tak dapat menyembunyikan bisikan hati kecilnya untuk turut mengimani apa yang dibawa Rasul tersebut. Tak ada alasan untuk menolak, tak ada keberatan untuk meningggalkan, maka Ummu Imaroh selanjutnya menyatakan, “Saya beriman kepada Allah sebagai ilah (Tuhan) dan Muhammad sebagai Nabi”. Dengan demikian Ummu Imaroh telah membuat keputusan awal yang paling baik dan menentukan sejarah kehidupannya kelak. Beliau mulia karena memilih Islam. Itulah pengorbanan pertama Ummu Imaroh. Beliau rela mengubur kesombongan yang biasanya ada pada manusia tatkala diseru untuk meninggalkan keyakinan lamanya. Kondisi seperti ini tentu jarang dijumpai saat ini. Bahkan tak sedikit dijumpai muslim yang tidak rela meningalkan keyakinan yang bertentangan dengan aqidah Islam. Mereka bersyahadat namun mengemban sekulerisme, pluralisme dan liberalisme. Dan itu terjadi karena mereka tidak mau menanggalkan kesombongan dirinya; merasa memiliki kehidupan atau merasa mampu membuat aturan yang adil untuk manusia. Padahal semua itu hanya omong kosong. Tidakkah Ummu Imaroh telah memberikan pelajaran mendasar bagi kita? Teguh dalam Janji di Hadapan Rasul Tak cukup sekedar beriman, Ummu Imaroh yang telah membulatkan keimanan itu pun hendak menunjukkan kesetiaannya kepada Rasulullah Saw. Bersama suami dan kedua putranya, yaitu Hubaib dan Abdullah, Ummu Imaroh ikut dalam rombongan yang berjalan ke bukit Aqobah untuk menyatakan baiat atau janji kesetiaan kepada Rasulullah Saw. sebagai pemimpin dan kepala negara bagi jaum muslim. Peristiwa tersebut lebih dikenal dengan Baiat Aqobah kedua yang terjadi pada malam ke 13 bulan Dzulhijjah tahun ke 13 kenabian. Inilah bentuk pengorbanan yang kedua dari sang politisi muslimah tersebut. Keikutsertaannya ini tentu layak diperhitungkan sebagai bentuk pengorbanan beliau dalam bidang politik. Beliau tak ingin ketinggalan memperoleh kebaikan dari peristiwa baiat Aqobah kedua yang merupakan salah satu pilar bersejarah berdirinya daulah (negara) Islam di Madinah. Tak lama setelah peristiwa tersebut Rasulullah Saw. memerintahkan kaum muslimin di Mekkah untuk berhijrah ke Madinah dan menegakkan masyarakat di sana. Ummu Imaroh bukanlah orang yang tidak peduli dengan nasib agama Islam yang terus mendapat hinaan dan tantangan dari penduduk kafir Quraisy. Beliau juga menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari orang-orang yang siap membantu dakwah Nabi Saw. di Madinah. Meski beliau seorang perempuan, kesadaran politik yang dimilikinya begitu tinggi, tak kalah oleh mereka yang laki-laki. Beliau adalah salah satu dari dua orang yang terlibat dalam Baiat Aqobah kedua tersebut. Inilah yang seharusnya disadari setiap muslimah abad ini. Kehidupan sekuler yang materialitsik telah melupakan tugas politik mereka. Kepedulian terhadap kondisi umat dan agama ini seharusnya menjadi bagian dalam kehidupan mereka. Sayangnya, masih banyak yang cuek alias tidak peduli. Tak hanya itu, kesadaran atas kondisi umat yang memprihatinkan saat ini seharusnya juga diikuti oleh semangat untuk memperbaiki dengan berdakwah beramar makruf nahi munkar, menentang semua bentuk kedholiman dan berperan aktif dalam dakwah menegakkan negara Islam. Ummu Imaroh sebenarnya telah memberikan inspirasi bagi muslimah untuk tidak ragu mengambil posisi terdepan dalam perjuangan dakwah Islam melalui kesadaran politik Islam yang dimilikinya. Bertempur di Bukit Uhud Janji setia yang beliau ikrarkan di Bukit Aqobah itu pun ternyata bukan omong kosong. Sungguh beliau telah mewujudkannya melalui sepak terjangnya membantu dakwah Islam di Madinah dan terlibat secara aktif dalam setiap peristiwa besar yang dialami kaum muslim. Ummu Imaroh memang layak mendapat julukan pahlawan perempuan Anshar. Kepahlawanannya sangat menonjol terutama dari aktivitas beliau yang mengikuti berbagai peperangan melawan orang-orang kafir. Beliau turut serta dalam Perang Uhud, Perjanjian Hudaibiyah, Umrah Qadha’, Perang Hunain dan Perang Yamamah di mana tangannya terpotong . Dapatkah kita membayangkan bagaimana jiwa seorang perempuan yang terlibat dalam berbagai medan pertempuran? Jika ia seorang pengecut, tentu tak akan hadir di medan laga. Jika ia bukan orang yang yakin akan pahala dan kebaikan yang besar di sisi Allah SWT tentu ia lari dan bersembunyi. Namun itulah Ummu Imaroh. Beliau telah meyakinkan diri menjadi bagian yang bisa berarti dalam setiap kesempatan. Dalam Perang Uhud, Ummu Imaroh ikut bersama suami dan kedua anaknya. Pada waktu itu beliau membawa tempat yang berisi air. Beliau mendapati Rasulullah Saw. bersama para shahabatnya. Namun tatkala pasukan Islam mulai mengalami kekalahan, Ummu Imaroh pun maju ke medan perang untuk ikut bertempur menggunakan pedang dan panah. Ketika ada salah seorang musuh yang datang hendak menyerang Rasulullah Saw. Ummu Imaroh dan beberapa shahabat membentuk tameng pertahanan untuk melindungi Rasulullah Saw. hingga orang yang hendak menyerang Rasulullah tersebut sempat memukul Ummu Imaroh . Kegigihan Ummu Imaroh dalam melindungi Rasulullah Saw. ini terlihat dari sabda beliau, “Aku tidak menoleh ke kiri dan ke kanan melainkan melihat Ummu Imarah”. Dan benar saja, pengorbanan Ummu Imaroh dalam perang Uhud ini tampak dari 12 bekas luka di tubuhnya. Ummu Imaroh memang perempuan pemberani. Ia rela mengorbankan jiwa dan raganya. Tatkala Rasulullah Saw. melihat lukanya, Beliau Saw. bersabda kepada anak Ummu Imaroh, yaitu Abdullah, ” Ibumu, ibumu…balutlah lukanya. Ya Allah, jadikanlah mereka sahabat saya di surga “. Mendengar doa yang disampaikan Rasulullah Saw. tersebut Ummu Imaroh pun berkata :“Aku tidak menghiraukan lagi apa yang menimpaku dari urusan dunia ini “. Kalimat seperti ini tentu tak akan keluar dari mulut manusia yang lebih mencintai dunia. Cukuplah hal ini menjadi bukti bahwa Ummu Imaroh adalah orang yang telah menjual apa yang dimilikinya di dunia ini dengan surga. Inilah bentuk pengorbanan yang paling tinggi dari seorang manusia untuk Rabbnya. Namun, bagaimana dengan kebanyakan muslimah kini. Kata-kata surga bak nyanyian merdu yang biasa menghiasi telinga mereka namun tak berbekas dalam jiwa dan amalan. Kerinduan pada keridloan Allah SWT seakan jauh dari harapan, apalagi jika harus dibayar dengan dunia dan isinya. Kenikmatan dunia telah banyak melalaikan visi dan misi yang seharusnya dimiliki muslimah. Jangankan terluka oleh goresan pedang dan anak panah -sebagaimana Ummu Imaroh- kebanyakan perempuan kini malah berlomba-lomba mempercantik diri, memoles dan memuluskan tubuh bahkan tak sedikit yang harus operasi plastik. Sesudah itu, mereka jajakan kecantikannya itu di hadapan laki-laki demi segenggam uang yang pasti akan habis dalam waktu cepat, bukan balasan surga yang pasti kekalnya seperti yang bakal diperoleh Ummu Imaroh. Tidakah kita malu, mengapa masih saja tertipu oleh silaunya dunia? Isteri dan Ibu Teladan Ummu Imaroh memang bukan perempuan biasa. Ketangguhan di medan juang, tak mengurangi rasa tanggung jawabnya sebagai muslimah. Ia tetap mampu mengemban kewajibannya sebagai isteri bagi suaminya dan ibu bagi anak-anaknya. Pengorbanannya sebagai isteri nampak dari sikapnya terhadap kedua suaminya. Dengan suami yang pertama, Ia mampu menjadi pendamping dan teman perjuangan saat suami isteri ini menyatakan baiat di bukit Aqobah dan bersungguh-sungguh dalam membantu dakwah Rasulullah Saw di Madinah. Adapun setelah hidup dengan suaminya yang kedua, Ummu Imaroh pun tak pernah tertinggal untuk mendampingi suaminya dan memberikan berbagai pertolongan di medan pertempuran. Keduanya nampak dalam Perang Uhud, peristiwa Hudaibiyah, Perang Khaibar, Perang Hunain dan Perang Yamamah. Inilah pengorbanannya sebagai isteri seorang pejuang yang siap berjuang kapan pun, di mana pun dan dengan resiko apapun. Ummu Imaroh telah memerankannya dengan sangat baik. Tidakkah seharusnya hal ini menjadi inspirasi bagi para istri di jaman modern kini. Tak seharusnya para isteri lebih mementingkan karirnya di luar rumah, jauh dari suami atau bahkan memiliki dunia sendiri yang lebih mereka cintai dari pada kehidupan rumah bersama suami dan keluarga. Kemandirian perempuan yang dipropagandakan kaum feminis dan penggiat gender berhasil menipu sebagian perempuan, sehingga mereka lebih rela meninggalkan suaminya, tak hanya dalam aktivitas bahkan ikatan penikahan. Perceraian meningkat karena isteri merasa lebih mandiri secara ekonomi, memiliki kebebasan mengatur urusannya sendiri tanpa campur tangan suami, atau semata-mata karena tidak qonaah (menerima) apa yang diberikan suami. Sementara godaan pria lain terus mengintai, akibatnya perselingkuhan pun tak terhindarkan. Dan akhirnya ikatan pernikahan mudah lepas oleh ganasnya kehidupan sekuler. Inilah penyakit yang banyak menghinggapi para isteri saat ini. Kesetiaan Ummu Imaroh pada sang suami selayaknya memberikan pengaruh, bahwa ikatan pernikahan sesungguhnya adalah jalan menuju ketaqwaan, jalan menuju diraihnya berbagai kebaikan sebagai suami isteri. Ummu Imaroh juga layak menjadi ibu teladan. Beliau telah mampu mengantarkan putra putrinya sebagai generasi pembela Islam. Tak sedikit pun muncul keraguan dalam hantinya untuk melepas kedua putranya (Habib dan Abdullah) di setiap medan pertempuran dan tugas dakwah lainnya. Keteguhan kedua putranya mengemban amanah dakwah Islam cukup menjadi bukti bahwa mereka hidup dalam suasana pembinaan ruhiyyah yang baik di dalam keluarga yang tentu tak lepas dari pengaruh Ummu Imaroh, sang ibu. Saat perang Badar, anaknya -Abdullah- dengan gagah berani ikut berjuang menegakkan panji-panji Islam sehingga Islam memperoleh kemenangan. Adapun kiprah Habib nampak saat ia memegang amanat sebagai utusan Khalifah Abu Bakar untuk menyampaikan surat kepada Musailamah al Kadzdzab. Ummu Imaroh pun mendorong agar anaknya mampu mengemban amanat tersebut dengan baik. Namun rupanya Habib harus syahid tatkala membela Islam di hadapan kekufuran tersebut. Mendengar kematian anaknya itu, Ummu Imaroh bukannya kecewa. Ia malah menerimanya dengan penuh keyakinan bahwa putranya mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah SWT. Ia menerima berita kematian itu dengan penuh kemuliaan serta kebanggaan karena telah mempersembahkan yang terbaik untuk Islam dan kaum muslim. Pengorbanan hakiki seorang ibu terhadap sang anak sepertinya menjadi barang langka saat ini. Terlebih saat ibu lebih senang menjadikan anaknya sebagai mesin uang, penghias rumah dan penyanjung harga diri alias prestise. Jangankan menanamkan ruh jihad pada anak, mereka malah antipati terhadap pemahaman Islam yang dianggap radikal. Berapa banyak pula ibu yang justru lebih memilihkan lembaga pendidikan yang berorientasi keilmuan dan pekerjaan saja untuk anaknya. Sementara pendidikan yang lebih menekankan pembentukan kepribadian Islam dianggap kuno, ketinggalan jaman, dan tidak bermutu. Itu semua tentu tidak mencerminkan sosok ibu yang baik. Keteladan Ummu Imaroh dalam mengarahkan buah hatinya selayaknya menginspirasi setiap ibu untuk mencetak generasi yang siap mengemban tanggung jawab masa depan Islam dan kaum muslim. Pengorbanan Sepanjang Hayat Ummu Imaroh memang telah dimuliakan Allah SWT melalui pengorbanannya di sepanjang hayat. Perang Yamamah yang bertujuan untuk menumpas gerakan Musailamah telah membawanya pada puncak pengorbanan. Saat itu Ummu Imaroh dan anaknya -Abdullah- ikut serta dalam perang Yamamah. Musailamah yang sebelumnya telah membunuh Habib terbunuh oleh Abdullah -anak Ummu Imaroh yang lain. Inilah pengorbanan terakhirnya. Beberapa tahun setelah peristiwa Perang Yamamah tersebut, Ummu Imaroh meninggal dunia. Beliau pulang dengan dua belas bekas tusukan dan kehilangan satu tangan serta satu anaknya, semua diperolehnya dari medan pertempuran. Itulah pengorbanan yang ikhlas semata-mata karena Allah SWT. Beliau tidak mengenal kesal, mengeluh, mengadu, apalagi bersedih meski tubuhnya terluka sekalipun, meski belahan jiwanya hilang sekalipun. Karena sesungguhnya obat dari berbagai tantangan tersebut adalah harapan yang begitu tinggi untuk meraih ridhwanullah. Seandainya kaum muslimah saat ini memiliki himmah dan cita-cita semulia Ummu Imaroh, niscaya mereka tidak mudah melupakan Allah SWT dan berputus asa dari rahmat-Nya. Sungguh, menapaki kehidupan ini memang penuh cobaan. Tantangan perjuangan pun akan datang silih berganti. Namun, janji Allah SWT pasti ditepati. Dia akan menolong orang-orang yang menolong agama-Nya. Artinya, jika kaum muslim saat ini kembali kepada agama Alllah SWT, menjunjung tinggi syariat Islam sebagai satu-satu pengatur kehidupan mereka, niscaya umat Islam bisa keluar dari keterpurukan, kehinaan dan ancaman musuh-musuh Islam. Semua itu telah dibuktikan sendiri oleh Ummu Imaroh, ia telah memperoleh kemenangan hakiki, saat segala daya upaya telah diberikan untuk menolong agama Allah SWT meski harus menjalani berbagai kesulitan dan kesakitan. Penutup Pengorbanan Ummu Imaroh memang tak dapat disetarakan dengan pengorbanan Nabi Ibrahim as.dan Nabi Ismail as. Meski kedua kisah pengorbanan ini ada yang terjadi pada Bulan Dzulhijjah, masing-masing memang memiliki dimensi yang berbeda. Namun, sebagai sosok perempuan yang rela mengorbankan apa yang dimilikinya di tengah kesulitan hidup pada zamannya, Ummu Imaroh layak menjadi teladan kaum ibu dan perempuan pada umumnya di masa kini. Berkaca pada keteladanan tersebut, kaum muslimah saat ini harus memiliki kesadaran politik Islam meski mereka sebagai seorang ibu dan isteri. Peran aktifnya sangat diperlukan untuk membangun masyarakat Islam. Muslimah manapun juga berhak mendapatkan surga sebagaimana Ummu Imaroh jika mereka mampu mempersembahkan jiwa dan raganya untuk Allah SWT semata-mata. Dunia ini terlalu kecil dan tak layak ditukar oleh surga yang luasnya tak dapat diperhitungkan manusia. Semoga akan terlahir Ummu Imaroh lain di sepanjang perjalanan umat Muhammad Saw ini. Aamiin. [] Noor Afeefa Rujukan Dr. Ahmad Sudirman Abbas, M.A, Mukjizat Doa dan Air Mata Ibu, Qultum Media, 2009. Muhammad Ali Quthb, Perempuan Agung di Sekitar Rasulullah Saw, PT Mizan Publika

Rabu, 26 September 2012

Suami Dambaan Para Bidadari

Aku benar-benar melihat malaikat sedang memandikan Hanzhalah di antara langit dan bumi dengan air dari awan dalam sebuah tempat besar terbuat dari perak.” Sahabat Urwah ra menegaskan kesaksiannya tentang kesyahidan Hanzhalah di perang Uhud.
Mekkah menggelegak terbakar kebencian terhadap orang-orang Muslim karena kekalahan mereka di Perang Badar dan terbunuhnya sekian banyak pemimpin dan bangsawan mereka saat itu. Hati mereka membara dibakar keinginan untuk menuntut balas. Bahkan karenanya Quraisy melarang semua penduduk Mekah meratapi para korban di Badar dan tidak perlu terburu-buru menebus para tawanan, agar orang-orang Muslim tidak merasa di atas angin karena tahu kegundahan dan kesedihan hati mereka.
Hingga tibalah saatnya Perang Uhud. Di antara pahlawan perang yang bertempur tanpa mengenal rasa takut pada waktu itu adalah Hanzhalah bin Abu Amir. Nama lengkapnya Hanzhalah bin Abu ‘Amir bin Shaifi bin Malik bin Umayyah bin Dhabi’ah bin Zaid bin Uaf bin Amru bin Auf bin Malik al-Aus al-Anshory al-Ausy. Pada masa jahiliyah ayahnya dikenal sebagai seorang pendeta, namanya Amru.

Kisah Keluarga Sakinah


Ayah mau pergi kemana ?....kok habis shubuh sudah kelihatan rapi ?....tanya anaknya......Mau mengantarkan kamu mendaftar di Perguruan Tinggi jawab sang ayah......Ndak usahlah ayah ikut.....aku kan sudah besar.....aku berani kok berangkat sendiri.....lagian aku malu kalau ketemu teman - temanku nanti.....pinta anaknya......Sang ayah yang memang tidak lulus SD ini kemudian berkata kepada anaknya.....ayah ingin tahu kayak apa Perguruan Tinggi itu dan ayah juga pingin tahu tempat kamu kuliah itu....

Akhirnya si anak tidak mampu membendung keinginan sang ayah untuk ikut pada hari itu.....berangkatlah mereka dari sebuah desa yang belum pernah ada satu sarjana pun di desa itu......Dan ketika sudah sampai di kampus.... sementara si anak sibuk mengurus dokumen pendaftarani.....ayahnya terlihat duduk di lantai di salah satu sudut bangunan kampus sambil.....BIBIRNYA SELALU BERGERAK LIRIH DAN MATANYA BASAH DENGAN AIR MATA.....bibirnya senantiasa di gerakkan untuk berdzikir.....untuk memanjatkan doa kepada Dzat Yang Maha Menentukan segala sesuatu.....dan air mata itu adalah harapan yang tumpah kepada anaknya......dia menyerahkan anaknya kepada Allah.....bukan kepada gedung - gedung kampus itu dan seluruh isinya......Subhanallah...

Saat Penjaga Arasy Lupa Dengan Bacaan Tasbih dan Tahmidnya

Suatu hari Rasulullah Muhammad SAW sedang tawaf di Kakbah, baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”
Rasulullah SAW meniru zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berhenti di satu sudut Kakbah dan menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berasa dirinya di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang dan dilihatnya seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum pernah di lihatnya.
Orang itu berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, karena aku ini orang badui? Kalaulah bukan karena ketampanan dan kegagahanmu akan kulaporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”
“Belum,” jawab orang itu.
“Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya?” tanya Rasulullah SAW.

Mendidik Anak


1. Muliakanlah hidup anak anda dengan nama panggilan yang baik. Nama panggilan yang kurang baik akan menyebabkan anak anda malu dan merasa rendah diri.(Dalam Islam sendiri nama panggilan yang baik adalah digalakkan).
2. Berikan anak anda pelukkan setiap hari (Kajian menunjukkan anak yang dipeluk setiap hari akan mempunyai kekuatan IQ yg lebih kuat daripada anak yang jarang dipeluk)
3. Pandanglah anak anda dengan pandangan kasih sayang (Pandangan ini akan membuatkan anak anda lebih yakin diri apabila berhadapan dengan orang di sekitarnya)
4. Berikan peneguhan setiap kali anak anda berbuat kebaikan (Berilah pujian, pelukkan, ciuman, hadiah atau pun sekurang-kurangnya senyuman untuk setiap kebaikan yang dilakukannya).
5. Janganlah mengharapkan anak anda yang belum matang itu melakukan sesuatu perbuatan baik secara berterusan, mereka hanya kanak-kanak yang sedang berkembang. Perkembangan mereka membuatkan mereka ingin mengalami setiap perkara termasuk berbuat silap.
6. Apabila anda berhadapan dengan masalah kerja dan keluarga, pilihlah keluarga (Seorang penulis menyatakan anak-anak terus membesar. Masa itu terus berlalu dan tak akan kembali).
7. Di dalam membesarkan dan mendidik anak-anak, janganlah anda mengeluh. Keluhan akan membuatkan anak-anak merasakan diri mereka beban.
8. Dengarlah cerita anak anda, cerita itu tak akan dapat anda dengarkan lagi pada masa akan datang. (Tunggu giliran anda untuk bercakap. Ini akan mengajar anak anda tentang giliran untuk bercakap)
9. Tenangkan anak anda setiap kali mereka memerlukannya.
10. Tunjukkan kepada anak anda bagaimana cara untuk menenangkan diri. Mereka akan menirunya.
11. Buatkan sedikit persediaan untuk anak-anak menyambut hari jadinya. Sediakanlah hadiah hari jadi yang unik walaupun harganya murah. Keunikan akan membuatkan anak anda belajar menghargai. (Anak-anak yang datang dari lingkungan keluarga yang menghargai akan belajar menghargai orang lain).
12. Kemungkinan anak kita menerima pengajaran bukan pada kali pertama belajar. Mereka mungkin memerlukan kita mengajar mereka lebih daripada sekali.
13. Luangkanlah masa bersama anak anda diluar rumah, peganglah tangan anak-anak apabila anda berjalan dengan mereka. Mereka tentu akan merasa kepentingan kehadiran mereka dalam kehidupan anda suami isteri.
14. Dengarlah mimpi ngeri anak-anak anda. Mimpi ngeri mereka adalah begitu real dalam dunia mereka.
15. Hargailah permainan kesayangan anak anda. Mereka juga dalam masa yang sama akan menghargai barang-barang kesayangan anda. Hindari dari membuang barang kesayangan mereka walaupun sudah rusak. Mintalah ijin mereka terlebih dahulu sebelum berbuat demikian.
16. Janganlah membiarkan anak-anak anda tidur tanpa ciuman selamat malam.
17. Terimalah yang kadang kala anda bukanlah ibu bapa yang sempurna. Ini akan mengurangkan stress menjadi ibu bapa.
18. Jangan selalu membawa beban kerja sehari-hari ke rumah. Anak-anak akan belajar bahwa pekerjaan selalu lebih penting daripada keluarga.
19. Anak menangis untuk melegakan keresahan mereka tetapi kadangkala cuma untuk sound effect saja. Bagaimanapun dengarilah mereka, dua puluh tahun dari sekarang anda pula yang akan menangis apabila rumah mula terasa sunyi. Anak-anak anda mula sibuk mendengar tangisan anak mereka sendiri.
20. Anak-anak juga mempunyai perasaan seperti anda.
Allah SWT berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(QS. At Tahrim: 6).
Rosululloh SAW bersabda :
“Apabila manusia mati maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shaleh yang mendo’akannya.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah)
Anak ibarat kain yang putih tergantung pada anda untuk mewarnainya…
semuanya di tangan anda ..
Fikirkanlah….
Nampak mudah tapi bermakna…..
Semoga yang pendek ini bermanfaat…

Kisah Romantisme Rasulullah SAW

Buat para suami-suami, seringkali kita memperdebatkan dan memperbincangkan permasalahan yang berkaitan dengan kebahagiaan berumah tangga.
Seorang bapak (suami), pernah bertanya dalam sebuah dialog interaktif konsultasi keluarga di sebuah situs Islam lokal, tentang bagaimana mendapatkan kasih sayang dan pengabdian istri. Dan yang tidak kalah ‘heboh’, tidak sedikit pertanyaan yang ujung-ujungnya ingin melakukan poligami dengan berbagai alasan tentunya.
Poligami, jelas sangat diperbolehkan dan dicontohkan oleh baginda Rasul meski pun dalam tradisi dan budaya masyarakat kita, beristri lebih dari satu masih merupakan hal yang dianggap tidak lazim bahkan tabu.Namun sepertinya, ada hal yang sering terlupakan oleh para suami, sudahkah kita mencontoh Rasulullah dalam urusan romantisme berumah tangga? Sehingga Nabi SAW karena romantismenya yang luar biasa terhadap para istri beliau tidak pernah kita mendengar ada masalah yang besar dalam rumah tangga bersama para istrinya.

Minggu, 23 September 2012

Biografi Nabi Muhammad SAW.


Nasab Rasulullah SAW
Beliau adalah Abu al-Qasim Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdimanaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaima bin Mudrikah bin Ilyas bin bin Mudhar bin Nizar bin Maad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim "Kekasih Allah" (alaihima as-salam) bin Tarih atau Azar bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh (alaihis salam) bin Lamk bin Mutusyalkh bin Akhnukh -- yaitu Nabi Idris keturunan Nabi Adam yang pertama menjadi nabi dan yang menulis dengan pena -- bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam alaihissalam.

Jumat, 21 September 2012

Doa Nabi Adam AS




Surat Al A’raf: 23
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya:
“Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

Doa Nabi Nuh AS

 Doa Nabi Nuh AS


Surat Nuh: 26-28
رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّاراً

إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِراً كَفَّاراً

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِناً وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَاراً
Artinya:
“Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau Biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
Sesungguhnya jika Engkau Biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur.
 Ya Tuhan-ku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau Tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran.”
Tafsir:
Dan berkatalah Nuh, Rabbi, janganlah Engkau membiarkan di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.

Doa Nabi Ibrahim AS

 


Surat Ash Shaffat: 100
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Artinya:
Maka Kami Beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Isma‘il).

Doa Nabi Musa AS

 Doa Nabi Musa AS

Doa Nabi Isa AS

 



Surat Al Ma’idah: 114
اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيداً لِّأَوَّلِنَا

وَآخِرِنَا وَآيَةً مِّنكَ وَارْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Artinya:
“Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik Pemberi rezeki.”
Tafsir:
‘Isa putra Maryam berdoa, “Ya Allah, Rabbana, sudilah kiranya Engkau menurunkan kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan juga menjadi tanda dari-Mu. Dan berilah kami rezeki, dan Engkau-lah sebaik-baik Pemberi rezeki.”

Do’a Nabi Muhammad SAW

 Do’a Nabi Muhammad SAW

Do’a Nabi Yusuf AS


 Do’a Nabi Yusuf AS


Surat Yusuf: 33
رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلاَّ تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ
وَأَكُن مِّنَ الْجَاهِلِينَ
Artinya:
“Wahai Tuhan-ku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau Hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh.”
Tafsir:
Dia berkata, “Rabbi, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika Engkau tidak menghindarkan tipu daya mereka dariku, tentulah aku pun akan cenderung kepada (keinginan) mereka, dan jadilah aku termasuk di antara orang-orang yang bodoh.”

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Kedua orang tua adalah manusia yang paling berjasa dan utama bagi diri seseorang. Allah ta’ala telah memerintahkan dalam berbagai tempat di dalam al Qur’an agar berbakti kepada kedua orang tua. Allah menyebutkan berbarengan dengan pentauhidan-Nya dan memerintahkan para hamba-Nya untuk melaksanakan sebagaimana akan disebutkan sebagai berikut. Hak kedua orang tua merupakan hak terbesar yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Disini akan dicantumkan beberapa adab yang berkaitan dengan masalah ini. Antara lain hak yang wajib dilakukan semasa kedua orang tua hidup dan setelah meninggal. Dengan pertolongan Allah saya sebutkan beberapa adab tersebut antara lain :