Pokok-pokok Materi :
1. Perhatian Ulama tentang Makki dan Madaniyah
2. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
3. Kekhususan & Ciri ayat Makkah & ayat
Madaniyah
4.
Hikmah mengetahui Makkah dan Madaniyah
1. PERHATIAN ULAMA TERHADAP
MAKKIYAH & MADANIYAH
Para
ulama begitu tertarik untuk menyelidiki surah-surah makki dan madani. Mereka
meneliti Qur`an ayat demi ayat dan surah-demi surah untuk ditertibkan, sesuai
dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan
lebih dari itu, mereka mengumpulkan antara waktu, tempat dan pola kalimat. Cara
demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan pada peneliti obyektif,
gambaran mengenai penyelidikan, ilmiah tentang ilmu makki dan madani. Dan itu
pula sikap ulama kita dalam melakukan pembahasan-pembahasan terhadap aspek
kajian Qur`an lainnya.
Yang
terpenting dipelajari para ulama dalam pembahasan ini adalah :
1) Yang diturunkan di mekkah,
2) Yang diturunkan di madinah,
3) Yang diperselisihkan,
4) Ayat-ayat makiah dalam surah-surah madaniah,
5) Ayat-ayat madinah dlam surat makkiah,
6) Yang diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani,
7) Yang diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani,
8) Yang serupa dengan yang diturunkan di mekkah (
makki ) dalam kelompok madani,
9) Yang serupa dengan yang diturunkan di madinah (
madani ) dalam kelompok makki;
10) Yang dibawa dari mekkah ke madinah,
11) Yang dibawa dari madinah ke mekkah,
12) Yang turun di waktu malam dan siang,
13) Yang turun dimusim panas dan dingin,
14) Yang turun diwaktu menetap dan dalam perjalanan.
Inilah macam-macam ilmu Qur`an yang pokok,
berkisar disekitar makki dan madani, oleh karena dinamakan ` ilmul makki dan
madani` .
2. PENGERTIAN MAKKIYAH &
MADANIYAH SERTA PERBEDAANNYA
Cara menentukan Makki dan Madani :
Untuk mengetahui dan menentukan makki dan madani
para ulama bersandar pada dua cara utama :
·
Manhaj sima`i naqli ( metode pendengaran
seperti apa adanya ) dan
·
Manhaj qiyasi ijtihadi
( menganalogikan dan ijtihad ).
Cara sima'i naqli : didasarkan pada riwayat sahih dari para sahabat
yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu. Atau dari para tabi`in yag
menerima dan mendengar dari para sahabat sebagaiamana, dimana dan peristiwa apa
yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu. Sebagian besar penentuan makki dan
madani itu didasarkan pada cara pertama. Dan cotoh-contoh diatas adalah bukti
paling baik baginya. Penjelasan tentang penentuan tersebut telah memenuhi
kitab-kitab tafsir bil ma`tsur. Kitab asbabun Nuzul dan pembahasan-pembahasan
mengenai ilmu-ilmu Qur`an.
Cara qiysi ijtihadi : didasarkan
pada ciri-ciri makki dan madani. Apa bila dalam surah makki terdapat suatu ayat
yang mengandung ayat madani atau mengandung persitiwa madani, maka dikatakan
bahwa ayat itu madani. Dan sebaliknya. Bila dalam satu surah terdapat ciri-ciri
makki, maka surah itu dinamakan surah makki. Juga sebaliknya. Inilah yang
disebut qiyas ijtihadi.
Perbedaan Makki dan Madani
Untuk
membedakan makki dan madani, para ulama mempunyai tiga cara pandangan yang
masing-masing mempunyai dasarnya sendiri.
1) Pertama: Dari segi waktu
turunnya.
Makki adalah yang diturunkan sebelum hijrah
meskipun bukan dimekkah. Madani adalah yang turun sesudah hijrah meskipun bukan
di madinah. Yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun dimekkah atau Arafah adalah
madani
Contoh
: ayat yang diturunkan pada tahun penaklukan kota makkah , firman Allah: `Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak…` ( an-Nisa` :
58 ). Ayat ini diturunkan di mekkah dalam ka`bah pada tahun penaklukan mekkah.
Pendapat ini lebih baik dari kedua pendapat berikut. Karena ia lebih memberikan
kepastian dan konsisten.
2) Kedua : Dari segi tempat
turunnya.
Makki adalah yang turun di mekkah dan sekitarnya.
Seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan Madani ialah yang turun di madinah dan
sekitarnya. Seperti Uhud, Quba` dan Sil`. Pendapat ini mengakibatkn tidak
adanya pembagian secara konkrit yang mendua. Sebab yang turun dalam perjalanan,
di Tabukh atau di Baitul Maqdis tidak termasuk kedalam salah satu bagiannya,
sehingga ia tidak dinamakan makki ataupun madani. Juga mengakibatkan bahwa yang
diturunkan dimakkah sesudah hijrah disebut makki.
3) Ketiga : Dari segi sasaran
pembicaraan.
Makki adalah yang seruannya ditujukan kepada
penduduk mekkah dan madani ditujukan kepada penduduk madinah. Berdasarkan
pendapat ini, para pendukungnya menyatakan bahwa ayat Qur`an yang mengandung
seruan yaa ayyuhannas ( wahai manusia ) adalah makki, sedang ayat yang
mengandung seruan yaa ayyu halladziina aamanuu ( wahai orang-orang yang
beriman ) adalah madani.
Namun
melalui pengamatan cermat, nampak bagi kita bahwa kebanyakan surah Qur`an tidak
selalu dibuka dengan salah satu seruan itu, dan ketentuan demikianpun tidak
konsisten. Misalnya surah baqarah itu madani, tetapi didalamnya terdapat ayat
makky.
3. KETENTUAN & CIRI-CIRI
KHAS MAKKI DAN MADANI
Para
ulama telag meneliti surah-surah makki dam madani; dan menyimpulkan beberapa
ketentuan analogis bagi keduanya, yang menerangkan ciri-ciri khas gaya bahasa
dan persoalan-persoalan yang dibicarakannya. Dari situ mereka dapat
menghasilkan kaidah-kaidah dengan ciri-ciri tersebut.
1) Ketentuan Surat Makkiyah .
a) Setiap surah yang didalamnya mengandung `sajdah`
maka surah itu makki.
b) Setiap surah yang mengandung lafal ` kalla`
berarti makki. Lafal ini hanya terdapat dalam separuh terakhir dari Qur`an dan
di sebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas surah.
c) Setiap surah yang mengandung yaa ayyuhan naas dan
tidak mengandung yaa ayyuhal ladzinaa amanuu, berarti makki. Kecuali surah
al-Hajj yang pada akhir surah terdapat ayat yaa ayyuhal ladziina amanuur ka`u
wasjudu. Namaun demikian sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut
adalah makki.
d) Setiap surah yang menngandung kisah para nabi umat
terdahulu adalah makki, kecuali surah baqarah.
e) Setiap surah yang mengandung kisah Adam dan iblis
adalah makki, kecuali surat baqarah.
f) setiap surah yang dibuka dengan huruf-huruf
singkatan seperti alif lam mim, alif lam ra, ha mim dll, adalah makki. Kecuali
surah baqarah dan ali-imran, sedang surah Ra`ad masih diperselisihkan.
2) Tema & Gaya Bahasa
Surat Makkiyah
Dari segi ciri tema dan gaya bahasa, ayat makky
dapatlah diringkas sebagai berikut :
a) Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada
Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari
kiamat dan kengeriannya, neraka dan siksanya, surga dan nikmatnya, argumentasi
dengan orang musyrik dengan menggunkan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat
kauniah.
b) Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan
dan ahlak mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat, dan
penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak
yatim secara dzalim. Penguburan hidup-hidup bayi perempuan dn tradisi buruk
lainnya.
c) Menyebutkan kisah para nabi dan umat-umat
terdahulu sebagai pelaran bagi mereka sehingga megetahui nasib orang yang
mendustakan sebelum mereka, dan sebagai hiburan buat Rasulullah SAW sehingga ia
tabah dalam mengadapi gangguan dari mereka dan yakin akan menang.
d) Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang
mengesankan sekali, pernyataannya singkat, ditelinga terasa menembus dan
terdengar sangat keras. Menggetarkan hati, dan maknanya pun meyakinkan dengan
diperkuat lafal-lafal sumpah, seperti surah-surah yang pendek-pendek . dan
perkecualiannya hanyasedikit.
3) Ketentuan Surat Madani yah
a) Setiap surah yang berisi kewajiban atai had (
sanksi ) adalah madani.
b) Setiap surah yang didalamnya disebutkan
orang-orang munafik adalah madani, kecuali surah al-ankabut adalah makki.
c) Setiap surah yang didalamnya terdapat dialog
dengan ahli kitab adalah madani.
4) Tema dan Gaya Bahasa surat
Madaniyah
Dari segi ciri khas, tema dan gaya bahasa,
dapatlah diringkaskan sebagai berikut :
a) Menjelaskan ibadah, muamalah, had, kekeluargaan,
warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasiaonal baik diwaktu damai
maupun perang, kaidah hukum dan masalah perundang-undangan.
b) Seruan terhadap ahli kitab, dari kalangan yahudi
dn nasrani. Dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai
penyimpangan mereka, terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap
kebenaran, dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena
rasa dengki diantara sesama mereka.
c) Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisi
kejiwaannya, membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
d) Suku kata dan ayat-ayatnya panjang-panjang dan
dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat serta menjelaskan tujuan dan
sasarannya.
4. FAEDAH MENGETAHUI MAKKI DAN MADANI
Pengetahuan tentang makkiyah dan madani
banyak faedahnya diantaranya:
Pertama : Untuk dijadikan alat bantu dalam
menafsirkan Qur`an,
Sebab
pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut
dan menmafsirkannya dengan tafsiran yang benar. Sekalipun yangmenjadi pegangan
adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu
seorang penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang mansukh,
bila diantara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang kemudian
tentu merupakan nasikh yang tedahulu.
Kedua : Meresapi gaya bahasa Quran dan
memanfaatkannya dalam metode dakwah menuju jalan Allah.
Sebab
setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri. Memperhatikan apa yang dikehendaki
oleh situasi merupakan arti peling khusus dlam retorika. Karakteristik gaya
bahasa makki dan madani dalam Quran pun memberikan kepada orang yang
mempelajarinya sebuah metode dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah yang
sesuai dengan kejiwaan lawan berbicara dan menguasai pikiran dan perasaaannya
serta menguasai apa yang ada dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan.
Ketiga : Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui
ayat-ayat Qur`an.
Sebab
turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW sejalan dengan sejarah dakwah dengan
segala peristiwanya, baik dalam periode mekkah maupun madinah. Sejak permulaan
turun wahyu hingga ayat terakhir diturunkan. Qur`an adalah sumber pokok bagi
peri hidup Rasulullah SAW, peri hidup beliau yang diriwayatka ahlli sejarah
harus sesuai denga Quran; dan Qur`an pun memberikan kata putus terhadapa
perbedaan riwayat yang mereka riwayatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar