لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً
إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا
إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ
عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا
بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Artinya:
Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari
(kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang
diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika
kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau Bebani
kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau Bebankan kepada orang-orang
sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau Pikulkan kepada kami apa yang
tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah
kami. Engkaulah Pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang
kafir.”
Tafsir:
Allah tidak Membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala atas apa yang dikerjakannya, dan ia
pun mendapat hukuman atas apa yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), “Rabbana,
janganlah Engkau menghukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Rabbana,
janganlah Engkau membebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
Bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Rabbana, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah
kami, dan rahmatilah kami. Engkau-lah Penolong kami, maka tolonglah kami
terhadap kaum yang kafir.”
Lā yukallifullāhu nafsan (Allah Tidak Membebani
seseorang) dengan ketaatan.
Illā wus‘ahā (melainkan sesuai dengan
kesanggupannya) dan kemampuannya.
Lahā mā kasabat (ia mendapat pahala atas apa
yang dikerjakannya), yakni pahala berbuat kebajikan, mengabaikan bisikan hati
yang jahat, (menghindari) lupa, salah, dan keterpaksaan.
Wa ‘alaihā maktasabat (dan ia mendapat hukuman
atas apa yang dikerjakannya), yakni balasan atas kejahatan, bisikan hati yang
jahat, lupa, salah, dan keterpaksaan. Kemudian Allah Mengajarkan kepada kaum
Mukminin, bagaimana seharusnya mereka berdoa kepada-Nya agar Dia Mengampuni
dosa mereka akibat bisikan hati yang jahat, lupa, salah, dan keterpaksaan.
Allah Berfirman:
Rabbanā (“Rabbana), ya Tuhan kami.
Lā tu-ākhidznā in nasīnā (janganlah Engkau
menghukum kami jika kami lupa) dari ketaatan kepada-Mu.
Au akhtha’nā (atau kami tersalah), yakni
mengabaikan Perintah-Mu.
Rabbanā (Rabbana), ya Tuhan kami.
Wa lā tahmil ‘alainā ishran (janganlah Engkau
membebankan kepada kami beban yang berat), yakni beban dengan mengharamkan yang
baik-baik sehingga kami harus meninggalkannya.
Kamā hamaltahū (sebagaimana Engkau Bebankan),
yakni sebagaimana telah Engkau Haramkan.
‘Alal ladzīna ming qablinā (kepada orang-orang
sebelum kami), yakni kepada Bani Israil. Mereka telah melanggar perjanjian
dengan-Mu untuk tidak memakan daging unta, lemak sapi, dan lain-lain.
Rabbanā (Rabbana), ya Tuhan kami.
Wa lā tuhammilnā (janganlah Engkau pikulkan
kepada kami), yakni janganlah Engkau bebankan kepada kami.
Mā lā thāqata lanā bihī (apa yang tidak sanggup
kami memikulnya), yakni ketentuan-ketentuan yang tidak bermanfaat dan membuat
kami tidak bisa beristirahat.
Wa‘ fu ‘annā, waghfir lanā, warhamnā (maafkanlah
kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami) atas semua itu.
Aηta maulānā (Engkau-lah Penolong kami) yang
paling dekat kepada kami.
Faη shurnā ‘alal qaumil kāfirīn (maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir). Ada yang berpendapat, maafkanlah kami, jangan
sampai Engkau mengubah rupa kami seperti yang dialami oleh kaum Nabi ‘Isa.
Ampunilah kami, jangan sampai Engkau menenggelamkan kami seperti yang terjadi
pada Qarun. Dan rahmatilah kami, jangan sampai Engkau membinasakan kami seperti
dibinasakannya kaum Nabi Luth. Setelah kaum Mukminin berdoa dengan doa ini,
maka Allah Pun Menghapuskan dosa akibat bisikan hati yang jahat, lupa, salah,
dan keterpaksaan, dari mereka dan orang yang mengikuti langkah mereka. Dia juga
Melepaskan kaum Mukminin dari pengalihan rupa, penenggelaman dan pembinasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar